Tuesday, August 5, 2014

Optimisme Masyarakat Meminimalisir Darurat Pedofilia



Optimisme Masyarakat Meminimalisir Darurat Pedofilia
Oleh : Dewi Purwati

Kasus kejahatan seksual terhadap anak di Negara Indonesia tercinta kita ini, sudah sampai tingkat yang mengkhawatirkan. Angkanya terus menaik dari waktu ke waktu. Misal kasus baru yang tidak lama saya baca di salah satu media social, ada seorang guru melakukan sodomi terhadap muridnya di Tenggarong, Kalimatan. Kasus ini semakin membuat deret panjang kasus kasus yang terjadi beberapa bulan lalu yang ramai diperbincangkan media di Jakarta Internasional School (JIS). Bahkan apabila kita flashback pada tahun 2010 lalu kasus pedofilia yang disertai kasus pembunuhan dan mutilasi menimpa empat belas anak jalanan di Jakarta.
Pesimisme masyarakat terhadap kasus pelecehan seperti inipun meningkat. Masyarakat terlihat sudah tidak yakin bahwa bangsa Indonesia dapat meminimalisirnya. Memang tidaklah mudah keluar dari masalah kriminalotas terutama kasus pelecehan tersebut bersumber pada masing-masing individu berdasarkan factor-faktor tertentu. Namun dengan optimisme masyarakat yang kuat, Indonesia  mampu menuju sebuah kebaikan bersama guna meminimalisir darurat pedofilia.
Perlu kita renungkan bersama bagaimana beratnya dampak akibat pelecehan seksual terhadap anak ini. Pelecehan seksual dapat mengakibatkan dampak negative jangka pendek dan jangka panjang, termasuk penyakit psikologis di kemudian hari. Dampak psikologis, emosional, fisik dan sosialnya meliputi kegelisahan, kekacauan pribadi, depresi, trauma, sampai gangguan stress. Juga menyebabkan terjadinya gangguan syaraf, penyakit kronis, gangguan psikologis, perubahan perilaku seksual kriminalitas ketika dewasa bahkan juga bunuh diri.
Yang lebih mengerikan lagi yaitu siklus pedofilia, abused abuser cycle yaitu berawal dari korban (abused) pelecehan seksual di masa kecil, lalu tumbuh dewasa jadi orang yang memakan korban (abuser). Artinya adalah orang yang menjadi korban pelecehan seks di masa kecil, maka saat dewasa akan berfikir melampiaskan seks dapat dilakukan pada anak kecil. Tentu dampak ini sangatlah berbahaya. Misal yang terjadi pada ZA salah satu tersangka pelaku sodomi JIS yang dahulu kala pada waktu ZA berusia 14 tahun disodomi oleh William James Vahey, seorang pedofil buronan FBI yang mengajar di JIS selama 10 tahun. Itulah siklus pedofil menghasilkan pedofil baru.
Optimisme masyarakat harus dibangkitkan bahwa masyarakat Indonesia dapat keluar dari krisis kasus darurat ini. Masyarakat mampu memiliki keyakinan yang kuat untuk optimis memperbaiki moralitas ajaran agama, meningkatan pengawasan di level keluarga dan masayarakat. Optimis bersama menjaga tanpa acuh dan tanpa mengabaikan potensi pelecehan tersebut apabila terjadi.Tegasnya  krisis kasus-kasus demikian setidaknya dapat diminimalisir dengan optimalisasi dan optimisme segenap sendi-sendi masyarakat baik keluarga maupun lingkungan, mampu bekerja sama memberikan perhatian terhadap anak dalam memberikan nilai-nilai hidup berdasarkan agama yang mencegah tindakan tersebut. Membangkitkan kesadaran dan keoptimisan bangsa guna keluar dari keterpurukan masalah seksualitas harus ditumbuhkan dan ditanamkan. Inilah salah satu modal yang dibutuhkan untuk meminamalisir darurat tesebut. Waallahu a’lam

No comments:

Post a Comment