Sunday, August 17, 2014

Bahaya Homoseksual Islam Menyelamatkan Umat



Saat Homoseksual Semakin Mengancam Negeri, Islam Menyelamatkan Umat
Oleh      : Dewi Purwati


Judul yang saya tulis kali ini mungkin sedikit membuat para pembaca mengerutkan kening kepala. Tulisan ini berangkat dari inpirasi observasi salah satu study mata kuliah saya juga di dukung dengan peristiwa yang marak terjadi di Indonesia yang berkaitan dengan homoseksual. Penelitian tentang abnormal seorang waria. Peristiwa ini telah menjadi perhatian banyak kalangan di Negeri ini. Di samping itu, kasus homoseksual sudah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Angka presentasenya terus naik dari dari tahun ke tahun. Data 2012 menyebutkan telah terjadi peningkatan kasus 7 kali lipat dari 0,1 persen pada 2007 menjadi 0,7 persen. Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) 2007 dan 2011 disejumlah kota menyebutkan bahwa epidemic HIV menunjukkan peningkatan hingga 134 persen dari populasi laki-laki suka laki-laki (LSL) dan meningkat 600 persen pada populasi laki-laki beresiko tinggi (LBT). Data ini bersumber dari Poskota, 24/4/2014. Jika membicarakan perilaku homoseksual ini sering dikaitkan dengan jenis laki-laki yaitu gay, waria dan laki-laki berhubungan seks dengan laki-laki (LSL). Ketiganya pada dasarnya adalah pelaku homoseksual. Dan semua itu adalah bagian dari perilaku seks yang menyimpang yang disebut dengan LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual, dan Transgender). Berdasarkan penelitian observasi atas kasus abnormal juga membuktikan adanya kebenaran fakta kasus homoseksual yang terjadi di kalangan waria. Waria waria ini memiliki pasangan seorang laki-laki, menghabiskan waktu dan berhubungan seks dengan laki-laki bahkan mereka sudah ada yang trangender dan transeksual. Kenekatan mereka tentu diiringidengan  adanya sebuah bingkai HAM (Hak Asasi Manusia). Dimana mereka merasa berhak untuk mendapatkan kebebasan dalam hidup. Apalagi Sejak JANUARI 2009, Menlu Clinton telah mengarahkan Deplu AS untuk mendukung diciptkannya sebuah agenda HAM yang komprehensif – sebuah agenda perlindungan terhadap LGBT.  Sesuai dengan visi Menlu AS, Kedubes AS di Jakarta telah berusaha untuk mengintregrasikan hak-hak kaum LGBT kedalam usaha untuk mendukung HAM di Indonesia. Belum lagi Negara Barat yang mengemban misi membela LGBT dan  mendukung perlindungan Hak Kaum Lesbian, Gay, Transeksual dan Biseksual

Islam Menyelamatkan Umat, secara preventif, Islam mewajibkan Negara untuk terus membina keimanan dan memupuk ketakwaan rakyat. Hal itu akan menjadi kendali diri dan benteng menghalang-halangi muslim terjerumus pada perilaku LBGT. Islam dengan tegas menyatakan bahwa perilaku LBGT merupakan dosa dan kejahatan yang besar di sisi Allah SWT. Kejahatan homoseksual oleh kaum Sodom dari kaum Nabi Luth, dan Allah kemudian membinasakan mereka hingga tak tersisa.
Islam memerintahkan untuk menguatkan identitas diri laki-laki dan perempuan. Allah menciptakan manusai dengan dua jenis kelamin, laki-laki dan perempuan sebagai pasangan. Secara fisik maupun psikis, laki-laki dan perempuan mempunyai perbedaan yang mendasar sesuai fungsi yang kelak diperankannya. Mengingat perbedaan tersebut, Islam telah memberikan tuntunan agar masing-msing fitrah yang telah ada tetap dijaga. Islam menghendaki agar laki-laki memiliki kepribadian yang maskulin, sementara perempuan memiliki kepribadia feminine.Islam tidak menghendaki parempuan menyerupai laki laki maupun laki-laki menyerupai perempuan.

Rasul melaknat laki-laki yang berlagak wanita dan wanita yang berlagak meniru laki-laki. (HR.Bukhori)

Disamping itu perhatian yang khusus pada pola asuh dan stimulus yang diberikan kepada anak harus menjamin hal itu. Anak-anak pun harus dipisahkan tempat tidur mereka. Perintah ini sesuai dengan sabda Rasul. Rasul bersabda:
Artinya : Suruhlah anak-anakmu shalat usia 7 tahun, dan pukullah mereka pada usia 10 tahun dan pisahkanlah mereka di tempat tidur. (HR.Abu Dawud)
Dalam bergaul antara jenis dan sesama jenis, diantaranya Rasul bersabda:
Artinya: Janganlah seorang laki-laki melihat aurat laki-laki. Janganlah pula perempuan melihat aurat perempuan. Janganlah laki-laki tidur satu selimut dengan laki laki dalam satu selimut. Jangan pula perempuan tidur dengan perempuan dalam satu selimut. (HR.Muslim)
Dengan pola asuh demikian, kita berupaya menguatkan identitas anak-anak kita kelak. Di sisi lain penguatan gender dibentuk seiring dengan perkembangan anak. Tanamkan pula akhlak yang baik serta mengajari anak memulai untuk menutup auratnya sedini mungkin.
Semoga kelak kita dapat mendidik anak kita dengan pola asuh yang baik dan benar, menjadi putra putri yang shalih dan shalihah. Aamiin 

No comments:

Post a Comment