Wednesday, October 22, 2014

Menggoreskan Tulisan dengan Sebuah Pena



Indahnya Menggoreskan Tulisan dengan Sebuah Pena
Oleh : Dewi Purwati
 
Berangkat dari pengalaman pribadi, mengungkapkan perasaan yang kita rasakan terkadang memang sulit.  Kita harus berbagi, menceritakan, mengungkapkan isi hati kepada salah satu teman. Tentunya ia adalah orang yang kita percaya untuk mendengarkan keluh kesah yang kita rasakan. Ada benarnya, saat kita mengukapkan perasaan yang kita alami melalui aktivitas tersebut, beban atau rasa yang kita alami akan lebih terasa “plooong” istilah bahasanya . Namun, lama kelamaan aktivitas seperti ini akan membiasakan kita untuk mengeluh atau mudah bercerita tentang apa yang dirasakan kepada orang lain. Disamping membuat kita mudah mengeluh dan kemudian bercerita kepada orang lain belum tentu waktu yang dimiliki sahabat kita selalu ada on time 24 jam untuk siap sedia mendengarkan keluh kesah kita. Tentu tidak bukan? Lalu bagaimana, haruskah yang demikian dibudayakan dalam diri ?
Sesungguhnya melakukan hal yang demikian tidak ada salahnya. Sekali atau beberapa kali sangatlah wajar karena manusia memang tidak dapat menyembunyikan perasaannya sebelum tuntas duceritakan agar beban yang terasa meghilang. Namun jika kita ingin menghendaki lain, kita mampu mensiasatinya dengan cara yang lebih jitu. Yaitu dengan “menggoreskan rasa dengan pena”
Mengungkapkan persaaan tidak harus melulu dengan komunikasi atau harus menunggu teman untuk mencurahkan isi hati.  Alternatif menulis misalnya dapat menjadi tips aktivitas yang sukses dalam mengungkapakan perasaaan. Tulisan tulisan yang tertuang dalam setiap kata adalah sebuah hasil dari apa yang kita rasa pula alami yang tentunya akan menghasilkan kepuasaan makna tersendiri. Di samping itu dengan menuliskan , kita lebih leluasa mengeksplor perasaan kita,  kita juga  akan memiliki kenangan dengan peristiwa peristiwa yang tengah kita alami. Tentu kita akan memiliki segudang cerita untuk cucu cucu kita tentang masa lampau yang telah dilewati baik susah senang, duka bahagia, gagal sukses, dll. Hal ini juga dapat mengevaluasi diri kita saat kita membaca ulang tulisan kita. Apalagi menulis sesuatu yang berkaitan dengan persaaan atau pengalaman pribadi tentunya akan lebih mudah dan luwes dalam menuangkannya. Bukankah demikian?
Lalu bagaiman ukhty? Saya mulai dari mana nulisnya? Saya bingung…..
Kata-kata ini yang sering muncul dalam diri kita. Seakan akan menjadi momok untuk menghentikan niat kita menulis. lalu bagaimana? Apakah kita harus mengikuti persaan itu? Lalu kapan kita memulai sebuah perubahan diri kita?
Bingung merupakan  hal yang wajar. Saya juga pernah mengalaminya bahkan sering.
Mulailah menulis dengan hati, tulislah apa saja yang sesuai dengan suasana persaan hati saat ini. Saat kita mengikuti suasana hati itu, kemudian ungkapkanlah goreskanlah apa  yang tengah dirasakan ke dalam sebuah tulisan tulisan sederhana.  Goresan pena berupa kata-kata itu tidaklah harus panjang cukup sesuaikan dengan gambaran suasana hati saat itu. Nah, hal itu akan menjadi sebuah kebiasaan yang indah. Saat peristiwa kecil yang kita rasakan kita goreskan menjadi sebuah tulisan secara tidak langsung kita belajar menulis.
Bingung  memang persaan yang timbul akibat kurang adanya keyakninan perasaan kita tentang sesuatu yang kita pikirkan. Banyak orang yang sulit untuk menuangkan pikirannya melalui kata-kata . Inilah kebingungan itu bukan?…Benar,  mengungkapkan kata-kata bukanlah sesuatu yang mudah bagi orang yang belum terbiasa, diperlukan konsisten yang terus menerus.  Namun akan menjadi sebuah kesenangan dan kebiasaan bagi orang yang telah terbiasa dan konsisten melakukannya. Semua berproses, proses memadukan kata-kata diperlukan pengalaman jiwa dan latihan. Latihan merangkai kata demi kata sehingga menjadi kalimat. Latihan ini sebuah upaya untuk membiasakan diri untuk menulis.  Selain latihan dibutuhkan pula kesabaran dan ketekunan. Dan yang paling penting adalah istiqamah atau konsisten. Dengan demikian kita tidak akan merasa bingung untuk memulai sebuah tulisan. Seperti  tulisan tulisan sederhana yang kita alami. Awali menulis akitivitas kegiatan sehari hari dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali.  Peristiwa apa saja yang telah kita lewati dalam sehari. Pengalaman berharga apakah yang dapat kita ambil kemudian kita tulis untuk menjadi sebuah pelajaran berharga atau ibrah bagi kehidupan kita.  Semua itu lazim ditulis dengan pena sebagai tanda sejarah kehidupan kita, tentu banyak hal yang menarik bukan dalam tiap detik hidup kita? Sayang sekali jika tiap peristiwa berharga itu terlewat tanpa sempat tergores pena dan diabadikan…

Bungkus dan Isinya



Bungkus dan Isinya
Oleh : Dewi Purwati


Penilainan menurut kamus besar bahasa merupakan suatu proses  penelaahan  terhadap suatu objek atu sesuatu secara lengkap. Penilaian biasanya diawal dari dengan melihat pada suatu objek tersebut. Sebelum benar benar menelaah sesuatu yang dituju, tentu tampilan yang terlihat terlebih dahulu. Tampilan sering kali mengecoh kita saat menilai sesuatu. Tampilan yang menarik akan memikat juga memukau kesan yang pertama. Lain halnya dengan tampilan yang buruk memiliki nilai yang sebaliknya. Namun pernakah anda menelaah sesuatu yang buruk namun nilainya baik atau sebaliknya?. Kembali ke makna sebuah penilaian tersebut ialah suatu proses menelaah, artinya bukan hanya melalui visual dengan melihat sesuatu tersebut namun juga secara keseluruhan nilai itu dicari dari segi kuantitas dan kualitasnya. Menilai sesuatu hendaknya benar-benar menelaah secara terperinci. Bagaimana cara anda menilai sesuatu?   Pernahkan anda menilai atau dinilai seseorang?
Bicara tentang penilaian saya punya pengalaman pribadi yang mungkin pengalaman ini sudah saya rasakan sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tepatnya kejadian itu terjadi sekitar 9 tahun yang lalu, aku duduk di bangku kelas VII  sebagai siswa baru. Saat penerimaan siswa baru tentu antara siswa satu dengan siswa yang lain ingin saling mengenal. Perkenalan tentu diawali oleh kesan pertama. Entah mengapa kesan pertama itu menjadi adat kebiasaan untuk melebelkan seseorang sebelum benar benar mengenal pribadinya. Kesan pertama inilah masalahku bemula dan terus berlangsung hingga saat ini, yaitu “wajahku”.  Tidak tepat jika ini dikatakan sebuah masalah karena ini berkenaan dengan fitrah Allah yang diberikan kepada saya . Ada apa dengan wajahku ??? hee apa ada yang salah? Menurutku tidak ada yang salah dengan wajahku. Semua  tercipta karena anugrah Allah. Saya bersyukur dengan segala nikmat-Nya dan nikmat yang mana lagi yang tidak kusyukuri serta bagaimana mungkin aku mengingkarinya  .  Namun apa yang menjadi pikiran dan argument ini terkadang tak sejalan dengan sebagian orang yang belum mengenalku dengan baik. Wajar … setiap orang memiliki hak untuk menilai. Awal dari kesan pertama inilah kemudian muncul statement “judes”, kata salah satu teman bangku SMPku. Nah…….”masalahnya sekarang pada kesan pertama, kenapa acap kali saya dibilang judes?”apa yang salah dengan wajah saya?.
 Ada pepatah tak kenal maka tak sayang.
Saya menganggap ini merupakan sebuah anugrah dari Allah mustahil dirubah yang patut saya nikmati dan saya syukuri. Menaggapi itu semua spontan saja dengan senyuman berkata “Astagfirullah wal-Hamdulillah” Dia menyela: Maksudnya piye? (karena teman saya berasal dari jawa saya tulis percakapannya sesuai yang ia katakan menurut bahasanya)
Saya jawab :  Astagfirullah banyak yang memperhatikan saya ya Allah termasuk kamu hee wal hamdulillah artinya kamu tertarik mengenal kepribadiaan saya  Gubrraaaak …  gak nyambung memang heee,,. Mengapa saya katakan demikian..karena itulah rahasia teman-teman saya ingin mengenal saya . Saya selalu membiarkan penialaian ini sampai mereka  mengenal betul pribadi saya seperti apa. Heee anggap saja itu hanya masalah bingkisan belum tentu isinya.

Tuesday, October 21, 2014

SEKILAS TENTANG EXZELLENZ

SEKILAS TENTANG EXZELLENZ
info : donny@exzellenz-institut.com


      Exzellenz Institut adalah sebuah lembaga Capability Building yang salah satu bidang kerjanya adalah Persiapan dan Pendampingan untuk Studi S1, S2 maupun Short Course di Jerman dan Prancis yang dikembangkan para alumni Jerman yang telah belasan tahun tinggal di Jerman.

        KULIAH DI JERMAN : Perlu di ketahui bahwa, kuliah di Jerman TIDAK ada Tuition Fees (uang pangkal, biaya persemester / uang bulanan /uang SPP dll). Yang ada hanya biaya daftar ulang per semester saja, sekitar 50 s/d 200 Euro per semester seluruh jurusan. Yang harus ditanggung siswa hanya living costnya saja sekitar 450 s/d 500 Euro perbulan.

        PREPARATION : Aspek persiapan Studi di Jerman di Exzellenz Institut terintegrasi dan menyeluruh, meliputi Aspek Bahasa, Akademis non Bahasa (Matematika dalam Bahasa Indonesia dan Jerman), Mental (Mental Training Reguler, Konseling Psikologi dan Outbound), Administratif (untuk Pengurusan Studi dan juga Ijin Tinggal), Persiapan Kultur dan Nilai Sosial (Workshop Reguler) dan lainnya (terlampir) selama kurang lebih 6 bulan.

        PENDAMPINGAN :Pendampingan di Jerman oleh tim Exzellenz yang berada di Jerman, baik dalam fase awal maupun selama Studi berjalan melalui Excellent Society yang kami miliki (aktifitas penunjang kuliah, monitoring, konseling). Poin inilah yang membedakan Exzellenz dengan lembaga lain, Exzellenz tidak hanya mempersiapkan siswa secara akademis saja, tetapi membimbing hingga mereka lulus dan kembali ke tanah air dan tergabung dalam jaringan kerja Exzellenz. Untuk syarat nilai sendiri, minimal nilai UN adalah 6 (enam) untuk setiap mata pelajaran, sedangkan untuk kedokteran minimal 7 (tujuh).

Berikut saya kirimkan info tentang persiapan studi ke Jerman bersama
Exzellenz Institut. Terlampir adalah:

- Mengapa memilih Exzellenz Institut
- Konsep RISE
- Detail layanan Program S1 Jerman
- Rincian total biaya S1 Jerman
- Term of payment Biaya Layanan S1 Jerman
- Cara pendaftaran
- Formulir Pendaftaran


Untuk proses pendaftaran, dapat mengisi Formulir pendaftaran dan
kemudian di Fax ke Exzellenz Institut. Registrasi pendaftaran sebesar
7,5jt (Free Voucher Bahasa 4x pertemuan).
Demikian yang bisa saya sampaikan. Terima Kasih.

Hormat,

Donny Putra, SE
Exzellenz Institut
Gedung The Habibie Center Lt. 1
Jl. Kemang Selatan No. 98 Jakarta Selatan
Phone/fax : 021-78840662
Mobile : 08577300066
www.exzellenz-institut.com
FB: Exzellenz Institut

Thursday, October 16, 2014

Success Story Joko Fried Chiken



Success Story Joko Fried Chiken
Oleh    : Dewi Purwati


Sebelum memulai menulis karya tulis ini, sejujurnya saya pribadi bingung akan memulai dari manakah karya tulisan ini, karena sebenarnya saya kurang dalam hal tulis menulis. Menurut saya menulis adalah serangkaian aktivitas menuangkan gagasan atau pikiran sesuai pengalaman dengan bantuan seluruh panca indrawi serta rasa yang dituangkan melalui tulisan ataupun simbol. Pengalaman dan hasil belajar tersebut mensimulus seseorang menceritakan kemudian menuangkannya ke dalam tulisan yang tersusun. Sususan-susunan tulisan tersebut terangkai meenjadi sebuah gugusan kalimat yang teratur.
Berawal dari tugas menulis mata kuliah ENTREPRENUER inilah pribadi penulis akhirnya mau tidak mau wajib umtuk mencintai dan menyayangi serangkaian tulis menulis dan berusaha untuk sanggup membuat karya tulis yang sesungguhnya.
            Setiap ilmu pengetahuan tentu memiliki manfaat yang penting, dimana pentingnya manfaat tersebut mampu menambah cakrawala wawasan dan mengembangkan pengetahuan kita. Dengan ilmu pengetahuan, seseorang yang semula tidak tahu akhirnya menjadi tahu, dari yang tidak paham menjadi paham, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Sehingga demikian pentingnya pengetahuan perlu dicari guna memperkaya bekal kita menghadapi kehidupan.
            Mata kuliah Entrepremuer ialah mata kuliah yang mengajarkan saya meneliti, mengamati, kemudian menceritakan serta menuliskan dengan kata-kata sebuah rahasia besar akan kiat serta power motivasi seorang wirausaha yang sungguh-sungguh dalam berusaha. Sebuah rahasia seorang wirausahawan sederhana namun memiliki faktor pendorong dan pendukung untuk sebuah kesuksesan perlu diamati sehingga kelak mampu mengilhami jiwa-jiwa yang kerdil takut untuk berwirausaha mampu tergugah akan memulai usaha.
            Sesungguhnya saya bercita-cita mampu mewawancarai pengusaha besar bertaraf nasional, waktulah yang kini belum berpihak kepada mimpi-mimpi tersebut. Demi kelangsungan tugas karya tulis ini saya berinisiatif meneliti wirausaha yang benar-benar pemula. Alasan sederhana tersebut ialah sebab peneliti ingin benar-benar menggali informasi dari sebuah perjuangan wirausaha pemula. Dengan meneliti wirausahawan tersebuat diharapkan akan lebih membuat siapapun belajar merasakan perjuangan yang dibangun dari titik nol hingga sampai munuju puncak kejayaan. Kesuksesan tersebut pula diharapkan membangun pribadi penulis sendiri agar tidak takut memulai atau melangkah dalam setiap usaha apapun. Bismilahirrahmannirrahim.






BAB I
PENGERTIAN ENTREPRENUER

Pengetian
Menurut Kamus Besar Indonesia Berwirausaha berasal dari kata serapan bahasa inggris (entrepreneurship) atau wirausaha yaitu proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.  Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.[1]
Menurut Drs Joko Untoro dalam bukunya yang berjudul Kewirausahaan menjabarkan bahwa kewirausahaan adalah suatu keberanian untuk melakukan suatu upaya-upaya memenuhi kebutuhan hidup yang dilakukan oleh seseorang atas dasar kemampuan dengan cara memanfaatkan segala potensi yang dimiliki sehingga dapat bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.[2]
Berwirausaha dalam pengertian diatas artinya memiliki adanya suatu keberanian terlebih dahulu dalam melakukan suatu usaha. Modal keberanian ini menjadi tolak ukur kita konsekuensi dengan apa yang kita jalani. Dengan keberanian timbullah totalitas melakukan usaha sungguh-sungguh. Keberanian tidak takut gagal akan laba dan rugi dalam beusaha guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang. Akan tetapi semua usaha tersebut berdasarkan pada kemampuan individu dengan cara memanfaatkan segala pikiran, tenaga, harta, dan lain-lain yang dapat bermanfaat bagi dirinya dan juga untuk orang lain.
Menurut Pak Joko salah satu pemilik warung makan JFC. Berwirausaha adalah usaha kanggo nyiptake samubarang sing anyar lan beda ngguna kanggo awak dhewe lan wong liya guna ngebaki kebutuhan urip [3]
Dalam terjemahkan bahasa Indonesia adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain dalam memenuhi kebutuhan kebutuhan hidup.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki kemampuan. Kemampuan ini merupakan suatu kelebihan yang patut kita syukuri. Dengan kemampuan kita dapat melakukan sesuatu. Apapun sesuatu yang diinginkan akan mudah tercipta dengan kemampuan yang dimiliki. Dengan kemampuan pula kita dapat berusaha memenuhi kebutuhan-kebutahan hidup. Yang mana terus menambah seakan tidak pernah habis. Untuk itu kemampuan tersebut penting diarahkan kedalam sisi positif yang mana kemampuan tersebut mampu bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan kita. Disamping memenuhi kebutuhan pribadi juga memberikan manfaat kepada orang lain melalui kemampuan tersebut.
Kemampuan rahasia yang dimiliki oleh pak Joko terletak pada jemari-jemari tangannya yang mengolah racikan resep-resep makanan yang banyak digandrungi penikmat mahasiswa. Makanan yang lengkap dengan menu-menu handal ini siap memanjakan perut para penikmat makanan.
            Ada makna yang sama bila diamati berdasarkan bukti dilapangan bahwa pengertian berwirausaha adalah salah upaya atau usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sehingga menurut teori bapak Joko Untoro dengan bapak Joko memiliki kesinambungan dalam hal seputar makna berwirausaha.
Menurut Jean Bastitle wirausaha adalah upaya seseorang yang memiliki seni dan ketrampilan untuk menciptakan perubahan-perubahan baru.[4] Artinya wirausahan adalah orang yang memiliki jiwa cipta, karsa, rasa dalam membuat suatu yang belum ada menjadi ada atau yang telah ada menjadi inovasi yang berbeda.
Berdasarkan teori tentang pengertian ini sejalan dengan Pak Joko (JFC) yang juga memiliki seni yaitu seni meracik resep makanan yang khas dan memiliki upaya inovatif dalam melakukan perubahan-perubahan (utawi samubarang sing anyar) seperti yang dipaparkan sebelumnya.
Sedangkan menurut teori Adam Smith tentang makna wirausaha, yaitu seseorang individu yang menciptakan sebuah organisasi untuk tujuan tujuan komersial.[5] Artinya upaya yang dilakukan oleh seseorang yang membangun, menciptakan, memelihara suatu pekerjaan guna tujuan-tujuan mencari materi.
Dalam hal ini juga sesuai beriringan atas pemaparan sebelumnya. Meskipun tidak tersirat dalam makna pengertian yang dijelaskan melalui lisan secara langsung perlu adanya mengkaji pernyataan tersebut yakni “guna ngebaki kebutuhan urip”. Dalam konteks guna ngebaki kebutuhan urip atau bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup artinya ada dua aspek yang dipenuhi yakni jasmani dan rohani manusia itu sendiri. Makna memenuhi kebutuhan artinya segala yang bersifat kebutuhan yang dibutuhkan mutlak terpenuhi baik yang bersifat materil atau non materil. Adapun kebutuhan yang bersifat materil lebih condong pada kebutuhan jasmani seperti pangan, papan, sandang, sebagai kebutuhan mutlak/primer. Ada pula kebutuhan sekunder seperti memiliki kulkas, property vurnitur rumah dll. Dan kebutuhan tersier bersifat komersial mobil mewah, perhiasan berkilau, emas batangan dll. Sehingga makna dalam memenuhi kebutuhan dapat dikategorikan dalam pemenuhan tujuan-tujuan komersial. Mengapa demikian? Kerena kebutuhan manusia selalu bertambah. Dan mustahil apabila kebutuhan manusia malah berkurang. Manusia cenderung ingin memenuhi kebutuhan yang lain jika kebutuhan yang lain sudah tercapai, dan begitu seterusnya baik yang bersifat material dan komersial serta non material.













BAB II
PROFIL WIRAUSAHAWAN
Profil Pak Joko JFC
Beliau kelahiran asli Yogyakarta tulen, alamat rumah di Sapen Gk 1 Rt 025/ Rw 08, Demangan, Gondokusuman, Yogyakarta. Usia beliau 39 tahun dan sudah menikah. Berawal dari pernikahan dengan isrtinya inilah usaha warung makan JFC dibangun dan dirintis dengan penuh perjuangan demi memenuhi kebutuhan kebutuhan hidup yang tak pernah habis.
Warung makan JFC sangatlah stategis. Terletak di dekat sekitar kost mahasiwa UIN Sunan Kalijaga, meskipun masuk gang akses menuju tempat makan JFC inipun sangatlah mudah terjangkau, tepatnya masuk dipertigaan Gapura setelah rel Timoho. Sampai dipertigaan arah masuk melalui gerbang itu anda mampu menyasikan dengan jelas warung makan JFC “Joko Friend Chiken” tepat di kanan gang. Warungnya berwarna putih tulang, dengan gerobak biru abu abu yang menjadi cirri khas daya tarik tersendiri. Jangan salah, gerobak ini adalah bukti jejak rekam sejarah perjuangan jatuh bangunnya warung makan JFC.
Berbicara tentang perjuangan tentu amatlah erat kaitanya dengan elemen-elemen positif dari profil pengusaha sendiri.
1.      Tanggung Jawab
Setiap manusia mempunyai kebutuhan yang berada, untuk memenuhi kebutuhan itu diperlukan perjuangan, yaitu usaha untuk memenuhi kebutuhan itu sendiri dan keluarga, maka dari sinilah timbul kewajiban dan tanggung jawab. Tanggung jawab pak Joko sebagai wirausaha ini terletak dari pengorbanannya yang sifatnya terus-menerus, dalam waktu lama dan tidak hanya sepintas selalu totalitas pengorbanan bondho bahu pikir ini wujud tanggung jawab dari wirausaha. Dan yang saya amati selama 3 minggu ini Pak Joko adalah sosok yang memiliki responsiblelity yang kuat dari modal, tenaga dan pikiran. Modal yang nekad niat yakin serta mantab bersama istri membangun usaha dengan kekuatan tenaga, upaya, usaha merintis sampai berfikir keras mengembangan, menginovasi makanan sehingga pelanggan sangat menyukai cita rasa masakan JFC.
2.      Berani menghadapi resiko
Wirausahawan menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau menerima kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Wirausahawan menghindari situasi resiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi situasi resiko yang tinggi karena ingin berhasil.
Jika para pemimpin mengetahui apa yang mereka inginkan dan dapat mendorong diri sendiri untuk bertindak, mereka masih memiliki satu hambatan, yaitu kesediaan mengambil resiko. Orang-orang proaktif selalu mengambil resiko. Namun salah satu alasan mengapa para pemimpin yang baik bersedia mengambil resiko adalah karena mereka sadar bahwa tidak mengambil inisiatif juga ada harganya.
 Presiden John F. Kennedy menyatakan, “Setiap program tindakan itu ada resiko dan harganya, namun jauh lebih kecil dari pada rasiko dan harga jangka panjang jika kita tidak mengambil tindakan apa-apa, walaupun terasa nyaman.”[6]
      Demikianlah pak Joko yang mengawali usahanya dari berawal fried chiken kemudian menambah usaha ayam bakar dan mie ayam yang berkembang dan tidak takut rugi akan resiko yang dihadapi bila usaha barunya gulung tikar. Modal nekad inilah kemudian yang mengatarkan pak Joko dengan keberhasilannya.
Pada situasi ini ada dua kemungkinan yang harus dipilih, yaitu pilihan mengangung resiko atau pilihan mencari aman. Pilihan terhadap resiko tergantung pada :
a.  Daya tarik setiap pilihan
b. Kesediaan untuk rugi
c.  Kemungkinan untuk sukses atau gagal
Selanjutnya, kemampuan untuk mengambil resiko tergantung dari:
a.  Keyakinan pada diri sendiri
b. Kesediaan menggunakan kemampuan dalam mencari peluang dan keuntungan
c.  Kemampuan untuk menilai situasi resiko secara masuk akal
3.      Yakin dalam meraih kesuksesan
Percaya diri (yakin, optimis, dan penuh komitmen). Percaya diri ialah paduan sikap dan keyakinan seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan, yang bersifat batiniah, sangat tidak pasti, selalu berubah dan banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk memulai, melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan.
Kepercayaan diri akan mempengaruhi gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja, kegairahan berkarya. Kunci keberhasilan bisnis adalah mampu memahami diri sendiri. Oleh karena itu, wirausaha yang sukses adalah wirausaha yang mandiri dan percaya diri.
Percaya diri dalam menentukan sesuatu, percaya diri dalam menjalankan sesuatu, percaya diri bahwa kita dapat mengatasi berbagai resiko yang dihadapi merupakan faktor yang mendasar yang harus dimiliki oleh wirausaha.
Sedangkan ciri orang percaya diri secara non verbal, diantaranya adalah:
1.  Melakukan kontak mata yang intens dan pantas
2.  Duduk atau berdiri dengan tegak dan santai
3.  Bersikap terbuka dan mendukung komentar mereka
4.  Berbicara dengan tekanan yang jelas, mantap dan tegas
5.  Ekspresi wajah santai, tersenyum ketika merasa senang
6.  Berbicara dengan mantap, teratur menekankan kata-kata kunci
4.      Ingin mendapatkan umpan balik (feedback)
Wirausahawan yang sesungguhnya tentu ingin mendapatkan umpan balik atau feedback. Ia selalu membuat pekanggannya ketergantungan untuk terus mengkonsumsi hasil produksinya dan kemudian mendapatkan kepercayaan dari pelanggan sehingga pelanggan untung wirausahawan untung.
5.      Energi tingkat tinggi
Wirausahawan harus memiliki energy yang tinggi dalam membangun usaha. Artinya The Power of Hard Work disini amat dibutuhkan yakni totalitas  dalam bekerja atau kerja keras pantang mundur.
6.      Orientasinya selalu kedepan
Wirausahawan harus memiliki pandangan ke masa depan. Ia selalu berupaya untuk memikirkan apa kebutuhan masyarakat di masa yang akan datang. wirausahawan senantiasa berupaya menciptakan sesuatu yang berbeda dan untuk memenuhi kebutuhan jangka waktu yang panjang. Dengan sikap seperti demikian, maka produk yang dihasilkan tidak akan pernah “usang’ dan ditinggalkan oleh konsumen.
7.      Kreatif dan Inovatif
Kreatif menunjukkan proses mental seseorang untuk tiada henti memikirkan tentang hal-hal yang bersifat baru dan lebih efisien. Sementara inovatif adalah kemampuan untuk menjalankan atau menerapkan tentang apa yang ia pikirkan. Dengan demikian, maka kreatif dan invoatif merupakan dua kekuatan yang tidak dapat dipisahkan. Seorang wirausahawan yang kreatif dan inovatif adalah orang-orang yang selalu membutuhkan kehidupan yang dinamis untuk memunculkan sekaligus melaksanakan ide.







Jejak Rekam Warung makan JFC
A.    Asal Usul Pemberian Nama JFC
Awal warung makan ini hanya satu gerobak. Berawal dari satu gerobak inilah pak Joko mengawali usaha menjual ayam friend chiken. Ayam friend chiken adalah ayam potong yang dibalut dengan tepung lalu kemudian digoreng garing sehingga renyak diluar lumat, empuk, garing, kremes saat digigit. Tak salah jika usaha pak Joko ini mendapat sebutan ayam goreng renyak enak yang elit, gempar, tenar di kala tahun 2000 saat KFC datang mewarnai lidah para penjajan makanan. Sehingga akibat rasanya melebihi KFC orang-orang kemudian memanggil warung pak Joko dengan sebutan JFC yang artinya adalah “Joko Friend Chiken”. Dari sinilah sebutan itu mulai dikenal oleh para penikmat dan pecandu ckiken kremes ala pak Joko.
Berangkat dari berwirausaha fried chiken yang sederhana, usaha pak Joko dalam membangun dunia usaha di bidang kuliner ini sangat berkembang pesat. Seakan setiap orang yang mampir ke warung tersebut tak pernah sepi. Mulailah pak Joko berinovasi dengan makananannya.
B.     Friend Chiken JFC
Friend Chiken adalah istilah makanan yang serupa dengan Kenthuki, yang mana dikonsumsi biasa dengan saos. Namun berbeda halnya dengan Friend Chiken ala Pak Joko tersebut, Friend Chiken ini tidak dibalut balado pedas, sehingga terlihat bagaikan roket cabai yang siap menggoyang lidah. Friend Chiken ini sangat cocok bagi orang yang cinta akan makanan super pedas dan hot.

C.    Mie Ayam JFC
Inovasi ini tak berhenti disini, selain menjual friend chiken pak Joko juga menjual “ayam panggang endes”. Pembaca tentu penasaran bila mendengar kata tersebut, lalu kemudian bertanya maknanya. Endes ialah labeling yang diberikan dari para pecinta ayam panggangnya pak Joko yang memiliki arti ”Enak tur Pedes”. Karena ayam panggang pak Joko tersebut benar-benar memanjakan lidah. Rasanya meresap sampai ketulang-tulangnya, daging ayam yang empuk, gurih, teksturnya lembut, pokoknya endes.
Menambah berjulan mie ayam. Kegigihan pak Joko dalam menginovasi warungnya tidak berhenti dengan ayam bakarnya. Namun saat ini pak Joko telah sukses membuka mie ayam yang tempatnya hanya bersebelahan dengan warung makan JFC. Dibukanya mie ayam ini menambah ramai warung pak Joko. Pasalnya mahasiswa mana yang tidak suka mie ayam enak kental yang harganya sangat bersahabat yaitu 5.000 ribu rupiah. Hanya dengan uang 5.000 ribu rupiah mie ayam lezat pak Joko siap anda nikmati. Saya pun mencoba mie ayam yang baru 5 bulan ini dibuka, rasanya lezat, kental, kuah ayamnya terasa. Saya berasumsi mungkin pak Joko masih baru dan masih harus mengikat para pelanggan sehingga harga yang ditawarkan satu mangkuk mie ayam relative murah.
Tak cukup dengan saya yang mencoba mie ayam baru yang dibuka pak Joko. Teman saya sengaja saya ajak untuk mencoba mie ayam pak Joko tersebut mereka heran “kok murah banget yo mie ayame endes tur murah. Dalam terjemahan bahasa Indonesia murah sekali ya mie ayamnya rasanya enak dan pedes. Dari pemaparan tersebut mie ayam pak Joko sudah mampu memikat selera kuliner.

D.    Ayam Bakar dan Rica Rica JFC
Apabila kita membicarakan tentang warung makan JFC tidak lengkap bila belum membicarakan tentang ayam bakar dan rica-ricanya. Ayam bakar dan rica-rica JFC lahir sebagai penyempurna request pelanggan. Yang awalnya ayam tersebut hanya dibalut tepung yang dikenal sebagai Friend Chiken, akhirnya tampillah ayam yang dibalut bumbu lalu dibakar hingga meresep bumbu-bumbunya. Ayam bakar tersebut hadir memenuhi kebutuhan permintaan pelanggan.
Membicarakan ayam bakarnya JFC tentu tidak lengkap tanpa rica-rica JFC. Ayam yang dibumbu pedas dengan teknis masak yang lumayan rumit. Rica-rica JFC hadir sebagai pelengkap permintaan pelanggan yaitu orang-orang Jawa Timur yang suka sekali makan menu tersebut. Berawal dari permintaan tersebut ternyata rica-ricanya pak Joko laku keras dan banyak yang suka. Termasuk peneliti sendiri merasakan rica-rica tersebut benar-benar empuk berbeda dengan rica-rica kebanyakan kurang empuk dagingnya karena memang teknis masak yang lumayan rumit. Dan tak kalah mantapnya adalah kuah rica-ricanya yang endes (enak tur pedesss).







Prinsip Sukses Ala Pak Joko

A.    Motto
Menurut pak Joko sesuai dengan pepatah orang jawa 'Tuna Satak Bathi Sanak'. Wong dagang iku rugi satus ora popo asal untung enthuk sedulur akeh.
Setelah pernyataan tersebut. Penulis mulai mencari makna dari pepatah jawa tersebut. “Tuna Satak Bathi Sanak”. Secara harfiah makna tersebut adalah Rugi Seratus  (Bahasa Kawi. Satak = Seratus) Beruntung (dapat) saudara. Maksudnya, rugi uang seratus tidak apa-apa asalkan beruntung mendapat saudara.
Dengan Pepatah ini, Pak Joko menunjukkan pandangan hidup yang khas dalam berwirausaha. Sekalipun tujuan utama berwirausaha adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, namun yang lebih utama di atas keuntungan itu adalah paseduluran atau persaudaraan. Bagi sebagian orang, pepatah 'Tuna Satak Bathi Sanak' sering digunakan sebagai lips service alias basa-basi dalam berniaga terutama untuk mencari pelanggan. Jika pedagang etnis Tionghoa memiliki prinsip 'pembeli adalah raja", maka pedagang Jawa dengan pepatah 'tuna satak bathi sanak' memiliki prinsip 'pembeli adalah saudara' di mana dengan prinsip itu pembeli akan merasa lebih aman dan nyaman dalam membeli karena tidak akan dirugikan oleh saudara sendiri. Sementara bagi sebagian yang lain, pepatah 'Tuna Satak Bathi Sanak" benar-benar dimaknai  bahwa mendapat saudara atau teman  sebagai pilihan utama daripada sekadar memperoleh keuntungan material berupa uang.

          Akibat pepatah  “Tuna Satak Bathi Sanak”, dalam kegiatan berdagang ditandai ciri memberi tambahan (imbuh) kepada pembeli yang membeli dalam jumlah banyak. Tidak jarang, pembeli yang uangnya kurang dipersilahkan membawa dulu barang dagangan yang dibeli dengan kekurangan dibayar belakangan. Yang paling sering terjadi, konsumen seringkali membeli barang dengan cara menghutang (ngebon utawi ngutang). Cara pedagang Jawa yang memegang pepatah 'Tuna Satak Bathi Sanal' ini, berbeda sekali dengan sistem perdagangan global yang tidak manusiawi. Pepatah “Tuna Satak Bathi Sanak ini” juga menjadikan suasana pedagang terasa akrab kepada pelanggannya.
Misalnya saja hari ini, tepatnya tadi sore setelah pulang kuliah saya membeli ayam bakar pak Joko bertepatan waktu magrib sebelum mati lampu. Seperti biasa saya mencoba mencicipi perkembangan masakan pak Joko tiga sampai lima hari sekali. Tepatnya hari ini saya tidak dapet susuk alias uang kembalian. Karena tidak ada kembalian akhirnya saya diminta untuk membawa kembali uang saya tersebut. Hal ini yang membuat saya terheran dan ingin mendapatkan jawaban tersebut. Adakah faktor yang kemudian meyebabkan pak Joko demikian sehingga di toko tersebut uang recehnya pun relative sulit untuk kembalian. Hal ini sebenarnya kurang bagus seharusnya pak Joko sudah mempersiapkan uang kembalian atau recehan agar dapat memberikan susuk atau uang kembalian  karena apabila uang tadi dibiasakan untuk di bawa uang kembalinya kepada pelanggan kurang efektif dan tidak tepat. Meskipun pak Joko berniat tuna sathak bathi sanak tersebut. Dalam berwirausaha perlu adanya management yang tertata bertujuan dan terencana agar masalah yang sederhana terkendali meskipun hanya sebatas uang receh.
Hari berikutnya saya mengamati warung tersebut, rutinitas pak Joko selalu terlihat setiap pagi jam 8.00 saya menjumpai pak Joko membakar ayam-ayam bakarnya di luar ditungku pembakaran dengan sebaskom bumbu yang harum. Disisi lain saya melihat sang istri meracik sayuran dan menggoreng friend chiken di dapur rumah yang bercat putih tersebut. Demikian rutinitas yang saya lihat setiap hari. Saya tak melihat seorang pelayanpun yang membantu memanggan ayam-ayam tersebut sejak pertama kali saya meneliti warung tersebut. Begitu pula dengan menggoreng fried chikennya demikian. Pelayan-pelayan pak Joko biasanya terlihat sedang sibuk menyiapkan mie ayam, menata meja-meja dan kursi serta membantu membersihkan. Barulah jika ada yang membeli paleyan tersebut yang melayani. Namun dalam urusan racik-meracik masakan, menggoreng, sampai memanggang menu-menu tersebut dilakukan oleh pak Joko bersama istri.
Saya mencoba bertanya mengapa demikian? Pak Joko singkat menjawab “jaga kualitas makanan iku penting ojo nganti pelanggannya mlayu.” Jika saya terjemahkan dalam bahasa Indonesia maksud pak Joko (jogo kualitas) artinya menjaga kualitas cita rasa masakan itu amat penting, (ojo nganti pelangganne malayu) artinya jangan sampai pelanggan atau konsumen lari dan tidak mau membeli lagi. Itu sebabnya pak Joko sengaja mengambil alih untuk semua urusan panggan memanggang.
Kualitas akan cita citra untuk produksi yang akan diwirausahakan ternyata amat penting. Ini sesuai dengan cerita kisah sukses wirausaha-wirausaha yang memulai kariernya dari nol. Mereka berjuang selama bertahun-tahun untuk membangunkan usahanya. Mereka berusaha keras dan tahap demi tahap membuat usahanya menjadi semakin maju. Untuk mempertahankan usahanya dalam dunia persaingan dibutuhkan kecerdasan dan keinginan yang kuat untuk tetap bertahan di dunia usaha itu sendiri. Keuletan dan tekad merupakan modal utama dalam menjalankan usaha yang ingin dikembangkan. Kisah-kisah mereka inilah yang bisa kita jadikan panutan dan inspirasi bagi masyarakat agar terdorong rasa keinginan untuk membuka usaha yang bisa menguntungkan banyak orang.
Salah satu dari sekian restoran tradisional tersebut yaitu Dapur Solo (DS). Rumah makan yang terletak di kawasan Sunter ini menyajikan aneka makanan Jawa, khususnya dari Solo. Makanan tradisional yang bervariasi di restaurant Dapur Solo ini merupakan tujuan untuk memopulerkan aneka makanan yang pada saat ini cenderung merupakan makanan barat seperti Burger, Hotdog, Pizza, Pasta dan masih banyak makanan barat lainnya. Pengusaha Dapur Solo ini dalam membangun usaha makanan tradisional, benar-benar dimulai dengan keringat dan tekad yang keras. Banyak usaha-usaha yang bisa kita ciptakan untuk membuat diri kita menjadi semakin mandiri. Dampak positifnya dalam membangun usaha ialah terbukanya lapangan kerja bagi orang lain, membangun perekonomian banyak orang dan membantu perekonomian negara. Kita lihat salah satu keberhasilan ekonominya karena adanya usaha-usaha yang dirintis masyarakat negara Indonesia yang sadar akan perlunya membangun sebuah usaha untuk kelangsungan hidup mereka dan orang lain.
Wirausahawati tersebut adalah Ibu Swandani Kumarga, Pemilik Dapur Solo, di Restaurant miliknya Dapur Solo, Sabtu (29/12) pada 11.45 siang. Dapur Solo yang terletak di Jl Danau Sunter Utara Blok R-35, Jakarta Utara, yang bertempat tinggal tak jauh dari restaurantnya di Jl Danau sunter Utara Blok R-21, Jakarta Utara, Ia juga mempunyai cabang di daerah Melawai, Jakarta Selatan disebutkan, “Menjaga kualitas tentunya, kemudian kebersihan, service-nya juga harus sebaik mungkin bisa dijaga, suasana rumah makan yang nyaman, dan rasa makanan itu sendiri menjadi taste utama yang menarik pembeli, harga juga sesuai kantong masyarakat. Jangan menjadi latah, jangan melihat untung saja. Jangan ikut-ikutan latah jika pesaing lain menaikkan harga.“

Demikan adalah salah satu kisah wirausaha yang amat menjaga kualitas dari produksi yang di hasilkan dalam bidang makanan 
  Penelitian Tahap Kedua
Peneliti mengajukan pertanyaan seputar penghasilan dan prospek kedepan warung makan JFC. Penghasilan perhari yang dapat diperoleh dari warung makan JFC berkisar satu sampai dua juta rupiah. Itu sudah dihitung bersih. Tentu itu bukan termasuk kotornya, bisa dibayangkan berapa keuntungan warung pak Joko setiap hari yang ramai. Uang nominal sebesar tiga puluh juta dapat dirauk dari warung tersebut.
Membuka cabang warung makan JFC 2 adalah cita-cita tertinggi
Wirausaha yang totalitas tentu berorientasi pada prospek ke depan. Usaha yang dikelola saat ini merupakan salah satu langkah awal yang harus dikembangkan dan terus dikembangkan. Apa yang diraih sebagai kesuksesan belumlah cukup bila berhenti hanya dengan satu lahan usaha.
Membuka cabang warung makan JFC diman-dimana adalah cita-cita pak Joko. Niat Pak Joko sudah ada untuk membuka warung JFC yang kedua. Bahkan ini sudah tergambar saat memulai usahanya. Saat pak Joko memutuskan unruk memulai usaha tekadnya sudah ada untuk membuka cabang dimana-dimana sampai seluruh Indonesia.
Setiap rencana tentu ada factor pendukung dan factor penghambat. Faktor pendukung sudah terpenuhi dari segi modal dan niat yang mantap. Namun disisi lain factor penghambat ini menjadi sandungan yang harus benar-benar serius ditangani pak Joko, factor penghambat itu adalah orang yang akan dipercaya untuk membuka warung yang berkompeten dalam menjaga cita rasa masakan warung makan JFC ini.
Berapa penghasilan pak Joko dalam sehari ?
Penghasilan per hari bersih bisa sampai 1-2 jutaan mbak jd sekitar 30 jutaan per bulan. Itu belum kalau ada catering atau pesanan yang tidak terduga…
Apa ada niat mau buka dicabang lain pak?
Kalau niate nggih enten mbak, tapi belum kalau sekarang, karena harus benar-benar melatih/tranning orangnya dulu yaa..










Penelitian Tahap Ke tiga
Alokasi dana penghasilan warung makan JFC
            Wirausahawan adalah orang yang super jitu memanange atau mengatur untuk apa dan lari kemana uang yang dihasilkan dari usahanya. Semakin baik dalam mengatur keuangan tersebut semakin baik kualitasnya. Mengatur keuangan sebagai kunci pintu keberhasilan dan pemetaan propek ke depan agar terus tertata dan terkonsep rapi
Dari hasil penelitian yang dapat diambil alokasi keuangan yang dihasilkan dari warung makan JFC tersebut dibagi menjadi berikut ini:
1.      Pemenuhan kebutuhan sehari-hari
2.      Pemenuhan modal warung makan
3.      Modal membuka cabang
4.      Perluasan kost
            Uang wirausaha dialokasikan untuk apa saja pak?
Untuk kebutuhan hidup, modal warung makan, di tabung untuk buka cabang, dan menambah kost. (Pak Joko memiliki kost sekitar 20 unit kamar untuk putra)sehingga tentu saja anak-anak yang ngekost disana sekalian bisa membeli makanan lagsung ke bawah menuju warung JFC.


BAB III
MOTIVASI ENTREPRENUER

Motivasi Entreprenuer
1.      Memanfaatkan waktu
Memanfaatkan waktu ada beberapa cara dalam memanfaatkan waktu
a)      Waktu adalah uang
b)      Menggunakan waktu luang
c)      Waktu sebagai modal
d)     Hilangkan perencanaan yang memakan banyak waktu
e)      Menghindari Komunikasi
2.      Tidak menunda Pekerjaan
a)      Melaksanakan gagasan
b)      Menghindari kegiatan yang tidak manfaat
c)      Biasakan berfikir dengan pensil dan kertas di tangan
3.      Menjalin Pergaulan yang simpatik
a)      Simpati pada orang lain
b)      Menghargai orang lain
c)      Menghindari permusuhan
d)     Bergaul dengan orang-orang sukses
e)      Tunjukkan sikap senasib dan tenang
f)       Tunjukkan kepercayaan
4.      Mengatasi Kegagalan
a)      Tidak berputus asa
b)      Mencari kelemahan diri dan penyebab kegagalan
5.      Belajar Lebih Efektif
a)      Mengkonsentrasikan fikiran
b)      Mencintai pekerjaan
c)      Menikmati pekerjaan
d)     Belajar menjadi pemimpin
Hail pengamatan penelitian akan motivasi yang ada dalam diri pak Joko selama 5 minggu ini menunjukkan bahwa dari segi pemanfaatan waktu yakni waktu adalah uang dapat peneliti amati dari usaha pak Joko membuka warung sejak pagi hari jam 08.00 hingga malam hari jam 21.00 malam. Dimana pak Joko telah memulai aktivitasnya sejak sebelum shubuh untuk ke pasar membeli bahan-bahan makanan yang akan diolah. Sehingga benar-benar tertata betul perencanaan di belakang dapurnya.

Segi pemanfaatan waktu lainya adalah menggunakan waktu luang. Setiap saya melewati warung makan JFC tersebut, pak Joko dan bu Joko terlihat sibuk di dalam dapur memotong sayur mayur dan mengiris bumbu-bumbu (bawang, cabai, dll) apabila belum ada pelanggan atau sedang pelanggan sedang memesan dan menikmati makanan. Beliau dengan ajeg melakukan rutunitas serupa sebagai salah satu pemanfaatan waktu luang. Ketika sudah tidak melayani pelangganpun beliau segera kembali untuk ke dapur. Pak Joko melakukan hal demikian agar bahan makanan yang di masak untuk selanjutnya sudah siap untuk diolah.
Peneliti dalam hal ini tidak mengalami kesulitan dalam mengamati efektivitas kerja objek dikarenakan pintu dapur warung JFC tersebut tepat menghadap jalan, sehingga siapapun dapat langsung menengok serta melihat proses memasak di dapur JFC. Sehingga sangat memungkinkan peneliti mengumpulkan informasi akan pemanfaatan waktu sang objek.
Inilah yang kemudian peneliti amati setelah beberapa kali wawancara. Dapat dikatakan bahwa pak Joko menunjukkan pribadi seorang wirausawan yang tergolong menggunakan waktu luang untuk terus memanfaatkan waktu tersebut.
Penelitian selanjutnya tentang waktu adalah sebuah modal. Disini peneliti belum mendapatkan jawaban yang pasti akan anggapan motivasi tersebut. Pak Joko adalah wirausahawan yang tidak bertele-tela saat menjawab pertanyaan. Pak Joko memiliki planning yang jelas dan terencana kedepan.


Penelitian Tahap Ke Empat
Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, waung JFC sangat menarik perhatiaan mahasiswa. Apalagi ketika ada event atau acara bisa makan sambil cerita-cerita di warung tersebut.
Namun akhir-akhir ini peneliti melihat warung tersebut nampak seperti laron mengerubungi lampu di kala gelap gulita, apabila sudah tidak gelap maka tidak berkerumun lagi. Peneliti bermaksud mengibaratkan laron tersebut sebagai pelanggan, dan cahaya lampu itu warung pak Joko. Terkadang pelanggan itu banyak sekali yang datang ke warung pak Joko, namun terkadang sepi meskipun tidak sepi tanpa adanya pelanggan ada waktu ketika pelanggan hanya terlihat satu dua orang saja.
Peneliti semakin tertarik dengan fenomena tersebut, dimana ada suatu kejadian tentu ada sesuatu penyebab. Tidaklah mungkin pelanggan berkerumun banyak karena tidak ada alasan, dan tidaklah pula pelanggan satu dua karena tidak beralasan pula.
Peneliti akhirnya mencoba mengamati dan mengumpulkan informasi tentang pelayanan warung makan tersebut. Peneliti mencoba mengumpulkan informasi dengan wawancara objek dan para pelanggan untuk mengidetifikasi penyebab dinamika kehadiran pelanggan yang tiba-tiba rame tiba-tiba sepi.
Tujuan ini adalah semata-mata untuk membantu warung pak Joko agar tetap eksis dan mampu menarik para pelanggan dan terus mengevalusi apa yang kurang.

Proses Pelayanan Warung Makan JFC
Peneliti berusaha mengamati perkembangan pelayanan warung makan JFC hari demi hari. Setiap tiga hari sekali peneliti mencoba untuk selalu membeli makanan di warung tersebut. Dengan hasil pengamatan selama 5 minggu yang lalu, menunjukkan bahwa pak Joko adalah wirausahawan yang memiliki motivasi diri yang kuat meskipun belum semua motivasi tersebut tertanam sebagimana tercantum dalam tulisan sebelumnya, namun aksi dan pembuktiaannya menguatkan bahwa ia adalah wirausahawan yang bermotivasi tinggi.
Tiba hari berikutnya. Saat peneliti mencoba membeli makanan di warung tersebut. Ada suatu reaksi yang kurang bersahabat. Reaksi tidak bershabat tersebut ditunjukkan oleh penjual warung makan tersebut. Penjual warung makan tersebut perempuan, ia adalah istri pak Joko.
Saat itu peneliti hendak memesan makanan dan membungkus makanan tersebut. Setelah selesai memilih makanan yang dipesan tiba saatnya membayar. Peneliti menyodorkan uang lima puluh ribu rupiah. Penjual berkata “gak ada uang kecil ya mbak, gak ada kembalian!” (nadanya rendah namun tajam). Saat itu penjual terlihat ekspresi capek dan sebal. Reaksi ibu tersebut seakan-akan cuek dan kurang bersahabat. Cueknya terlihat dari kata-kata dan nada bicara serta raut wajah sebalnya.
Sementara setelah kejadian tersebut peneliti mengambil kesimpulan sementara, mungkin sang penjual tersebut sedang dalam keadaan lelah. Sehingga ekspresi lelah tersebut mempengaruhi perasaanya.
Menindak lanjuti kesimpulan sementara peneliti akan pelayanan warung makan JFC. Saya sengaja menghadirkan beberapa terter, guna mencari kebenaran dari apa yang saya amati akhir-akhir ini. Karena sebuah penelitian tidak akan disebut penelitian apabila ada unsur-unsur subjektif yang hadir dari kepenulisan tersebut.
Beberapa hari yang lalu saya mengajak beberapa teman yang saya (Elis dan Azizah). Saat itu kami hendak ingin membeli nasi dan lauk pauk, ketika selesai memesan makanan tersebut timbul muka masam yang ada dalam wajah penjual tepatnya istri dari Pak Joko.
Setibanya dikamar kost peneliti kemudian meminta Elis dan Azizah memberikan komentar atau tanggapan terhadap pelayanan warung JFC tersebut. Elis mengatakan “Iya mbak mukanya itu kaya gimana gitu (cuek)” tak lama kemudian Azizah menganggug ( mengangguk disini artinya sepakat atau setuju dengan pernyataan Elis tersebut).
Peneliti sampai saat ini masih mengumpulkan informasi-informasi terkait yang menguatkan atau melemahkan argument-argument subyektif yang timbul dari luar maupun dalam peneliti sendiri. Sehingga saat ini masih dibutuhkan pengumpulan-pengumpulan data yang lebih akurat sebagai bahan penelitian di bab selanjutnya.






BAB IV
PENGAMBILAN RESIKO
A.    Konsep Resiko
            Wirausahawan sejati adalah seseorang yang berani pengambil kemungkinan-kemungkinan pahit maupun manis tehadap aktivitas kegiatan yang dilakukan. Keberanian tersebut merupakan alasan mempertahankan cita-cita dan konsekuensi terhadap apapun yang terjadi di masa sekarang, kelak dan mendatang. Timbul ketidakpastian atau uncertainty dimana seseorang yang nekad dan berani pengambil resiko sebelumnya telah benar-benar matang bahwa apa yang ia hadapi adalah kemungkinan terhadap sesuatu yang tidak pasti.  
            Sesuai dengan definisi Resiko yang terdapat dalam buku Konsep Risiko: Sebuah Pengantar mengatakan, Resiko memiliki sedikitnya beberapa definisi arti sebagai berikut :
• Difinisi Resiko
– Ketidakpastian (uncertainty)
– Konsekuensi yang memunculkan dampak yang merugikan
– Risiko dan Pengambilan keputusan bisnis
– Hubungan antara: Risk - Risiko – Rizki – Rejeki[7]

            Butir-butir arti secara bahasa akan pengertian risiko tersebut membutuhkan uraian yang panjang dan tajam mengerucut. Sebab risiko yang dibicarakan pada bab ini adalah tentang usaha atau bisnis. Dalam berwirausaha pengambilan resiko mampu memotivasi wirausahawan memperoleh feedback atau umpan balik yang sepadan (return) bahkan melebihi. Artinya saat yang dikorbankan besar dengan konsekuensi resiko yang besar pula maka hasil atau keuntungan umpan baliknya akan lebih besar pula. Dengan catatan berani, jika telah tumbuh keyakinan dalam diri maka motivasi untuk mendapatkan umpan balik yang sepadan bahkan lebih tercipta sehingga membayangi setiap usahanya lebih keras, lebih serius dan lebih teratur terutama dalam urusan management.
Penjelasan tersebut dikutkan oleh kutipan berikut : Motivasi mengambil risiko ialah – Menginginkan pengembalian yang sepadan (return) dan mampu mengkalkulasi risiko[8].
Untuk mengetahui lebih dalam sebuah resiko klasifikasi jenis-jenis resiko dalam berbisnis dibawah ini diharapkan mampu membantu wirausawahawan memperhitungkan dengan baik dalam mengambil langkah-langkah yang akan ditentukan.
Sesuai dengan pepatah jawa “Ojo mung waton tumindak” artinya jangan asal bertindak. Dalam kaitan dengan pengambilan resiko tersebut dapat dikiaskan agar seorang wirausaha mampu mengambil resiko dengan memperhitungkan dengan baik konsekuensi yang akan di tanggung. Jenis-jenis resiko dalam bisnis dibagi menjadi dua, yaitu :
1.      – Resiko Murni
• Resiko hilang/rusaknya aset yang dimiliki
• Kecelakaan kerja
• Resiko akibat tuntutan hukum
• Resiko operasional lainnya
• Bencana alam (force majure)
2.      – Resiko spekulatif
•Resiko Perubahan Harga
– Perubahan harga input
– Perubahan harga output
• Resiko Kredit

Adapun bentuk-bentuk kerugian akibat resiko dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.      – Kerugian Langsung
• Nominal yang harus ditanggung akibat dampak langsung resiko yang terjadi
2.      – Kerugian Tidak Langsung
• Kemungkinan sales/profit yang gagal diterima
• Munculnya biaya operasional tambahan
• Kesempatan investasi yang hilang
• Kerugian lainnya,
Bagaimana Mengkalkulasi Resiko? Dalam hal ini peneliti mencoba mencari referensi yang mendukung berasal dari journal skripsi agar seseorang dapat mengkalkulasi resiko yang akan dihadapai, yaitu sebagai berikut :
– Tentukan seberapa sering resiko tersebut terjadi (frekuensi atau probability)
– Tentukan dampak yang timul dari resiko yang terjadi (dampak)
– Hitung kemungkinan prediksi kerugian, dengan formula: Frekuensi x Dampak[9]

Pengelolaan Resiko
– Mulai dari Resiko yang memiliki kemungkinan prediksi kerugian terbesar (prinsip Pareto)
– Pilihan Strategi Pengelolaan:
• Dikontrol, supaya resiko-resiko tidak muncul, missal : SOP, Quality Control
• Ditransfer kepada pihak lain, misal: konsumen, supplier dan asuransi
• Dibiayai sendiri, dibuat cadangan dana untuk membiayai jika resiko terjadi

Tips & Trik
• Bagaimana menghadapi resiko
– Perlu difahami bahwa resiko tidak untuk menjadi penghambat untuk maju. Resiko harus diambil sebagai konsekuensi menginginkan sesuatu yang lebih baik (keberhasilan)
– Identifikasi resiko apa yang berpotensi muncul dalam bisnis
– Identifikasi seberapa sering resiko tersebut muncul
– Identifikasi seberapa besar dampak dari resiko yang muncul tersebut
– Siapkan langkah-langkah mitigasi resiko hanya pada resiko yang dominan/prioritas[10]





Penelitian Keempat
Pengambilan resiko warung makan JFC
Dalam pengambilan resiko berdasarkan definisi-definisi arti sebelumnya, wirausahawan yang memiliki warung makan JFC tidak menjelaskan secara detail makna dari pengambilan resiko terhadap wirausaha yang digeluti tersebut. Namun secara tidak langsung pemilik usaha warung makan JFC telah mengambil keputusan berdasarkan resiko-resiko yang akan dihadapi, seperti awal membuka usaha warung makan tersebut.
Berdasarkan wawancara pengambilan resiko yang dijawab oleh pak Joko berkaitan tentang peminjaman modal serta untung rugi. Proses peminjaman modal berasal dari pinjaman bank dan uang tabungan istri dan suami. Dikala itu pinjaman tersebut dapat diperoleh dengan jaminan. Namun pemilik usaha yang bersangkutan tidak berkenan menyebutkan apa jaminan yang diberiakan, alasan sebuah privasi. Jelasnya pak Joko saat itu modal (bondho nekad) atau berani nekad dengan konsekuensi yang ditetapkan.
          Sedangkan tentang kaitan untung dan rugi masih berkaitan erat denga prinsip pak Joko yaitu, “Tuna Satak Bathi Sanak” dalam kegiatan berdagang ditandai ciri memberi tambahan (imbuh) kepada pembeli yang membeli dalam jumlah banyak. Tidak jarang, pembeli yang uangnya kurang dipersilahkan membawa dulu barang dagangan yang dibeli dengan kekurangan dibayar belakangan. Yang paling sering terjadi, konsumen seringkali membeli barang dengan cara menghutang (ngebon utawi ngutang). Cara pedagang Jawa yang memegang pepatah 'Tuna Satak Bathi Sanal' ini, berbeda sekali dengan sistem perdagangan global yang tidak manusiawi. Pepatah “Tuna Satak Bathi Sanak ini” juga menjadikan suasana pedagang terasa akrab kepada pelanggannya.
Tepatnya setelah pulang kuliah saya membeli fried chiken pak Joko. Seperti biasa saya mencoba mencicipi lagi makanan dan mengamati perkembangan masakan pak Joko. Hari tersebut peneliti tidak mendapatkan susuk alias uang kembalian lagi. Karena tidak ada kembalian akhirnya pak Joko meminta saya untuk membawa kembali uang tersebut. Akhirnya untuk yang kedua kalinya saya membawa kembali uang tersebut.
Pada penelitian berikutnya, peneliti akhirnya mempersiapkan uang pas untuk membayar atau membeli makanan sekaligus membayar hutang yang kemaren. Hal ini yang membuat peneliti terheran dan ingin mendapatkan jawaban tersebut. Ini yang kedua kalinya peneliti ngebon dan mencari jawaban. Setelah wawancara terjawablah faktor yang membuat pak Joko demikian merupakan salah satu pengambilan resiko dalam arti pengambilan resiko membangun persudaraan dan kepercayaan terhadap pelanggan
Dari segi management tindakan pak Joko tersebut kurang efektif. Sebab mempersiapkan uang kembalian atau recehan agar dapat memberikan susuk atau uang kembalian dapat memperlancar uang masuk dan keluar yang jelas. Sehingga keuntungan dan kerugiaan dapat dikalkulasikan. Apabila uang tadi dibiasakan untuk di bawa kembali kepada pelanggan akan berdampak kurang efektif dalam usaha seperti pelanggan lupa membayar, data hutang menambah, dll.

Namun bila dipandang dari segi obyektif pak Joko berniat tuna sathak bathi sanak pelanggan. Dalam berwirausaha pak Joko tidak memandang untung rugi dari segi uang semata namun kepercayaan merupakan salah satu pengambilan resiko yang ingin mendapatkan feedback atau timbale balik. Artinya pak Joko akan mendapatkan banyak pelanggan karena sikap dan kepercayaannya sedangkan pelanggan mendapatkan kenyamanan dan kelezatan makanan.
Berkaitan tentang asuransi toko atau tempat usaha, pemilik usaha belum mengasuransikan tokonya. Namun tidak menutup kemungkinan dalam waktu dekat direalisasikan. Jangankan wirausahawan bahkan individupun yang membutuhkan rasa aman, apalagi wirausahawan sejati tentu ada gambaran kearah prospek ke depan guna menjamin usahanya.
Banyak orang berpendapat, bahwa salah satu ciri entrepreneur yaitu berani mengambil resiko. Resiko keluar dari zona kenyamanan yang didapat selama ini, dan masuk ke dalam zona baru yang penuh dengan ketidakpastian. Namun yang perlu digaris bawahi adalah, seorang entrepreneur sukses bukanlah orang yang berani mengambil resiko saja. Tapi mereka juga harus bisa mengelola segala resiko menjadi sebuah peluang baru yang menguntungkan seperti halnya pak Joko.
Terutama bagi pemula hal ini memberikan pelajaran bagi peneliti pribadi. Untuk memulai usaha memang tidak semudah membalikan telapak tangan. Dibutuhkan keberanian dan  strategi bisnis yang matang, sebelum akhirnya masuk ke zona yang serba belum pasti ini. Semua peluang bisnis memang memiliki resiko, walaupun tingkat resiko yang dimiliki berbeda-beda. Ada usaha yang beresiko besar adapula yang resikonya hanya kecil, namun bukan berarti resiko-resiko tersebut tidak bisa diatasi dan diminimalisir. Bagaimana cara mengatasi resiko bisnis.

Sebelum memulai usaha, sebaiknya melakukan riset mengenai hambatan-hambatan yang dimungkinkan muncul ditengah perjalanan usaha. Dengan begitu Anda dapat menyiapkan strategi sedini mungkin, untuk mengantisipasi hambatan yang dimungkinkan ada. Misalnya saja resiko persaingan bisnis yang dimungkinkan semakin meningkat.
Ada baiknya memilih peluang bisnis sesuai dengan skill dan minat yang Anda miliki, jangan sampai Anda memulai usaha hanya karena ikut-ikutan trend yang ada. Dengan memulai usaha sesuai dengan skill dan minat, setidaknya Anda memiliki bekal pengetahuan dan keahlian untuk mengurangi dan mengatasi segala resiko yang muncul di tengah perjalanan Anda. Hindari peluang usaha yang tidak Anda kuasai, ini dilakukan agar Anda tidak kesulitan dalam mengatasi segala resikonya.
Mencari informasi mengenai kunci kesuksesan bisnis Anda. Hal tersebut bisa membantu Anda untuk menentukan langkah-langkah apa saja yang bisa membuat usaha Anda berkembang, dan langkah apa saja yang tidak perlu dilakukan untuk mengurangi munculnya resiko yang tidak diinginkan.
 Sesuaikan besar modal usaha yang Anda miliki dengan resiko usaha yang Anda ambil. Jangan terlalu memaksakan diri untuk mengambil peluang usaha yang beresiko besar, jika modal usaha yang Anda
  Kesuksesan bisnis bisa dibangun dengan adanya keteguhan hati yang didukung kreatifitas. Dengan keteguhan hati dalam mencapai kesuksesan serta kreatifitas  untuk mengembangkan usaha dengan ide-ide baru. Maka segala resiko yang muncul bisa Anda atasi dengan baikmiliki juga masih terbatas.
Mencari informasi tentang prospek bisnis tersebut sebelum mengambil sebuah resiko. Saat ini banyak peluang usaha yang tiba-tiba booming, namun prospek bisnisnya tidak bisa bertahan lama. Hanya dalam hitungan bulan saja, bisnis tersebut surut seiring dengan bergantinya trend pasar. Sebaiknya menghindari jenis peluang usaha seperti itu, karena resikonya cukup besar.
Dalam memulai usaha baru perlu kita mengetahui seberapa besar tingkat kebutuhan masyarakat akan produk. Semakin besar tingkat kebutuhan konsumen akan sebuah produk, maka akan memperkecil resiko bisnis tersebut. Setidaknya resiko dalam memasarkan produk.
Semua resiko bisnis bisa diatasi dengan kejelian, ketekunan dan kreatifitas. Oleh karena itu, tingkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam menjalankan usaha. Agar segala resiko yang muncul ditengah perjalanan, tidak sampai merugikan bisnis Anda. Sekian informasi dari kami, semoga informasi ini bisa memotivasi agar tidak takut lagi dengan resiko menjalankan usaha.
            Demikian pula dengan penjelasan pemilik usaha saat wawancara. Yang penting berani dulu, kalau sudah berani berwirausahawa maka resiko itu akan kalah dengan motivasi dan ketekukan serta kreatifitas. Bisa dibayangkan bagaimana pak Joko merintis usahanya yang tekun dari satu gerobak dengan jualan fried chiken saja, bisa mendirikan warung yang lengkap dengan ayam bakar, ric-rica, mie ayam belum lagi usaha chattering atau pesanan makanan. Ini adalah suatu bentuk ketekunan, kejelian serta kekreatifan pak Joko dalam menciptakan, menginovasi, mengembangkan masakan-masakannya.
            Tidak akan nada warung makan JFC sekarang ini bila tanpa proses pengambilan resiko yang besar yang dihadapi oleh pemilik usaha. Tidak akan ada rica-rica, ayam goreng, mie ayam tanpa adanya kreatifitas, ketekunan, dan ketelatenan. Resiko sesulit apapun, modal sebesar apapun akan kalah dengan kekuatan sebuah keberanian (The Power of Berani).
           


[1] Hasan Alwi dkk, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2015), hlm 440
[2] W.S. Winar, Entrepreneur, (Jakarta : Gramedia, 1997), hlm 2
[3] Pak Joko, Wawancara Penelitian Pertama, Sapen : 18 September 2014, 09.00 WIB
[4] W.S. Winar, Entrepreneur, (Jakarta : Gramedia, 1997), hlm 2
[5] Ibid, hlm 3
[6] M. Sulaim , Motivasi Wirausaha, (Jakarta : PT Remadja Rosdakarya, 1999) hlm 8
[7] Farid Mashudi, Konsep Risiko: Sebuah Pengantar, (Jakarta : Kanisiua, 1993) hlm. 9
[8] Farid Mashudi, Konsep Risiko: Sebuah Pengantar, (Jakarta : Kanisiua, 1993) hlm. 9
[9] Karmila, FAKTOR FAKTOR YANG MENENTUKAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETERNAK DALAM MEMULAI USAHA PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DI KECAMATAN BISSAPPU KABUPATEN BANTAENG, (Makasar : Univ.Hasanudin, 2013), hlm. 112
[10] Farid Mashudi, Konsep Risiko: Sebuah Pengantar, (Jakarta : Kanisiua, 1993) hlm. 9