Success Story Joko Fried Chiken
Oleh : Dewi Purwati
Sebelum memulai menulis karya tulis ini, sejujurnya saya pribadi
bingung akan memulai dari manakah karya tulisan ini, karena sebenarnya saya
kurang dalam hal tulis menulis. Menurut saya menulis adalah serangkaian
aktivitas menuangkan gagasan atau pikiran sesuai pengalaman dengan bantuan seluruh
panca indrawi serta rasa yang dituangkan melalui tulisan ataupun simbol. Pengalaman
dan hasil belajar tersebut mensimulus seseorang menceritakan kemudian
menuangkannya ke dalam tulisan yang tersusun. Sususan-susunan tulisan tersebut
terangkai meenjadi sebuah gugusan kalimat yang teratur.
Berawal dari tugas menulis mata kuliah ENTREPRENUER inilah pribadi
penulis akhirnya mau tidak mau wajib umtuk mencintai dan menyayangi serangkaian
tulis menulis dan berusaha untuk sanggup membuat karya tulis yang sesungguhnya.
Setiap ilmu
pengetahuan tentu memiliki manfaat yang penting, dimana pentingnya manfaat
tersebut mampu menambah cakrawala wawasan dan mengembangkan pengetahuan kita.
Dengan ilmu pengetahuan, seseorang yang semula tidak tahu akhirnya menjadi
tahu, dari yang tidak paham menjadi paham, dari yang tidak mengerti menjadi
mengerti. Sehingga demikian pentingnya pengetahuan perlu dicari guna memperkaya
bekal kita menghadapi kehidupan.
Mata kuliah
Entrepremuer ialah mata kuliah yang mengajarkan saya meneliti, mengamati,
kemudian menceritakan serta menuliskan dengan kata-kata sebuah rahasia besar
akan kiat serta power motivasi seorang wirausaha yang sungguh-sungguh dalam
berusaha. Sebuah rahasia seorang wirausahawan sederhana namun memiliki faktor
pendorong dan pendukung untuk sebuah kesuksesan perlu diamati sehingga kelak
mampu mengilhami jiwa-jiwa yang kerdil takut untuk berwirausaha mampu tergugah
akan memulai usaha.
Sesungguhnya saya
bercita-cita mampu mewawancarai pengusaha besar bertaraf nasional, waktulah
yang kini belum berpihak kepada mimpi-mimpi tersebut. Demi kelangsungan tugas karya
tulis ini saya berinisiatif meneliti wirausaha yang benar-benar pemula. Alasan
sederhana tersebut ialah sebab peneliti ingin benar-benar menggali informasi
dari sebuah perjuangan wirausaha pemula. Dengan meneliti wirausahawan tersebuat
diharapkan akan lebih membuat siapapun belajar merasakan perjuangan yang
dibangun dari titik nol hingga sampai munuju puncak kejayaan. Kesuksesan
tersebut pula diharapkan membangun pribadi penulis sendiri agar tidak takut
memulai atau melangkah dalam setiap usaha apapun. Bismilahirrahmannirrahim.
BAB I
PENGERTIAN ENTREPRENUER
Pengetian
Menurut Kamus Besar Indonesia Berwirausaha berasal dari kata serapan
bahasa inggris (entrepreneurship) atau wirausaha yaitu proses
mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif,
peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari
proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko
atau ketidakpastian.
Menurut Drs Joko Untoro dalam bukunya yang berjudul Kewirausahaan
menjabarkan bahwa kewirausahaan adalah suatu keberanian untuk melakukan suatu
upaya-upaya memenuhi kebutuhan hidup yang dilakukan oleh seseorang atas dasar
kemampuan dengan cara memanfaatkan segala potensi yang dimiliki sehingga dapat
bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
Berwirausaha dalam pengertian diatas artinya memiliki adanya suatu
keberanian terlebih dahulu dalam melakukan suatu usaha. Modal keberanian ini
menjadi tolak ukur kita konsekuensi dengan apa yang kita jalani. Dengan
keberanian timbullah totalitas melakukan usaha sungguh-sungguh. Keberanian
tidak takut gagal akan laba dan rugi dalam beusaha guna memenuhi
kebutuhan-kebutuhan hidup yang. Akan tetapi semua usaha tersebut berdasarkan
pada kemampuan individu dengan cara memanfaatkan segala pikiran, tenaga, harta,
dan lain-lain yang dapat bermanfaat bagi dirinya dan juga untuk orang lain.
Menurut Pak Joko salah satu pemilik warung makan JFC. Berwirausaha
adalah usaha kanggo nyiptake samubarang sing anyar lan beda ngguna kanggo
awak dhewe lan wong liya guna ngebaki kebutuhan urip
Dalam terjemahkan bahasa Indonesia adalah kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang berguna bagi diri sendiri dan
orang lain dalam memenuhi kebutuhan kebutuhan hidup.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki kemampuan. Kemampuan ini
merupakan suatu kelebihan yang patut kita syukuri. Dengan kemampuan kita dapat
melakukan sesuatu. Apapun sesuatu yang diinginkan akan mudah tercipta dengan
kemampuan yang dimiliki. Dengan kemampuan pula kita dapat berusaha memenuhi
kebutuhan-kebutahan hidup. Yang mana terus menambah seakan tidak pernah habis.
Untuk itu kemampuan tersebut penting diarahkan kedalam sisi positif yang mana kemampuan
tersebut mampu bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan kita. Disamping memenuhi
kebutuhan pribadi juga memberikan manfaat kepada orang lain melalui kemampuan tersebut.
Kemampuan rahasia yang dimiliki oleh pak Joko terletak pada
jemari-jemari tangannya yang mengolah racikan resep-resep makanan yang banyak
digandrungi penikmat mahasiswa. Makanan yang lengkap dengan menu-menu handal
ini siap memanjakan perut para penikmat makanan.
Ada makna yang sama bila
diamati berdasarkan bukti dilapangan bahwa pengertian berwirausaha adalah salah
upaya atau usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sehingga menurut teori bapak
Joko Untoro dengan bapak Joko memiliki kesinambungan dalam hal seputar makna
berwirausaha.
Menurut Jean Bastitle wirausaha adalah upaya seseorang yang
memiliki seni dan ketrampilan untuk menciptakan perubahan-perubahan baru. Artinya
wirausahan adalah orang yang memiliki jiwa cipta, karsa, rasa dalam membuat
suatu yang belum ada menjadi ada atau yang telah ada menjadi inovasi yang
berbeda.
Berdasarkan teori tentang pengertian ini sejalan dengan Pak Joko
(JFC) yang juga memiliki seni yaitu seni meracik resep makanan yang khas dan
memiliki upaya inovatif dalam melakukan perubahan-perubahan (utawi samubarang
sing anyar) seperti yang dipaparkan sebelumnya.
Sedangkan menurut teori Adam Smith tentang makna wirausaha, yaitu
seseorang individu yang menciptakan sebuah organisasi untuk tujuan tujuan
komersial.
Artinya upaya yang dilakukan oleh seseorang yang membangun, menciptakan, memelihara
suatu pekerjaan guna tujuan-tujuan mencari materi.
Dalam hal ini juga sesuai beriringan atas pemaparan sebelumnya.
Meskipun tidak tersirat dalam makna pengertian yang dijelaskan melalui lisan
secara langsung perlu adanya mengkaji pernyataan tersebut yakni “guna
ngebaki kebutuhan urip”. Dalam konteks guna ngebaki kebutuhan urip atau
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan hidup artinya ada dua aspek yang dipenuhi
yakni jasmani dan rohani manusia itu sendiri. Makna memenuhi kebutuhan artinya
segala yang bersifat kebutuhan yang dibutuhkan mutlak terpenuhi baik yang
bersifat materil atau non materil. Adapun kebutuhan yang bersifat materil lebih
condong pada kebutuhan jasmani seperti pangan, papan, sandang, sebagai
kebutuhan mutlak/primer. Ada pula kebutuhan sekunder seperti memiliki kulkas,
property vurnitur rumah dll. Dan kebutuhan tersier bersifat komersial mobil
mewah, perhiasan berkilau, emas batangan dll. Sehingga makna dalam memenuhi
kebutuhan dapat dikategorikan dalam pemenuhan tujuan-tujuan komersial. Mengapa
demikian? Kerena kebutuhan manusia selalu bertambah. Dan mustahil apabila
kebutuhan manusia malah berkurang. Manusia cenderung ingin memenuhi kebutuhan
yang lain jika kebutuhan yang lain sudah tercapai, dan begitu seterusnya baik
yang bersifat material dan komersial serta non material.
BAB II
PROFIL WIRAUSAHAWAN
Profil Pak Joko JFC
Beliau kelahiran asli Yogyakarta tulen, alamat rumah di Sapen Gk 1
Rt 025/ Rw 08, Demangan, Gondokusuman, Yogyakarta. Usia beliau 39 tahun dan
sudah menikah. Berawal dari pernikahan dengan isrtinya inilah usaha warung
makan JFC dibangun dan dirintis dengan penuh perjuangan demi memenuhi kebutuhan
kebutuhan hidup yang tak pernah habis.
Warung makan JFC sangatlah stategis. Terletak di dekat sekitar kost
mahasiwa UIN Sunan Kalijaga, meskipun masuk gang akses menuju tempat makan JFC
inipun sangatlah mudah terjangkau, tepatnya masuk dipertigaan Gapura setelah
rel Timoho. Sampai dipertigaan arah masuk melalui gerbang itu anda mampu
menyasikan dengan jelas warung makan JFC “Joko Friend Chiken” tepat di kanan
gang. Warungnya berwarna putih tulang, dengan gerobak biru abu abu yang menjadi
cirri khas daya tarik tersendiri. Jangan salah, gerobak ini adalah bukti jejak
rekam sejarah perjuangan jatuh bangunnya warung makan JFC.
Berbicara tentang perjuangan tentu amatlah erat kaitanya dengan
elemen-elemen positif dari profil pengusaha sendiri.
1.
Tanggung
Jawab
Setiap manusia mempunyai
kebutuhan yang berada, untuk memenuhi kebutuhan itu diperlukan perjuangan,
yaitu usaha untuk memenuhi kebutuhan itu sendiri dan
keluarga, maka dari sinilah timbul kewajiban dan tanggung jawab. Tanggung jawab pak Joko sebagai wirausaha ini terletak dari
pengorbanannya yang sifatnya terus-menerus, dalam waktu lama dan tidak hanya sepintas selalu totalitas pengorbanan bondho bahu pikir ini wujud tanggung jawab dari wirausaha. Dan yang saya amati selama 3 minggu ini Pak Joko adalah
sosok yang memiliki responsiblelity yang kuat dari modal, tenaga dan pikiran.
Modal yang nekad niat yakin serta mantab bersama istri membangun usaha dengan
kekuatan tenaga, upaya, usaha merintis sampai berfikir keras mengembangan,
menginovasi makanan sehingga pelanggan sangat menyukai cita rasa masakan JFC.
2.
Berani
menghadapi resiko
Wirausahawan
menyukai usaha-usaha yang lebih menantang untuk mencapai kesuksesan atau
menerima kegagalan daripada usaha yang kurang menantang. Wirausahawan
menghindari situasi resiko yang rendah karena tidak ada tantangan dan menjauhi
situasi resiko yang tinggi karena ingin berhasil.
Jika para pemimpin mengetahui apa yang mereka inginkan dan dapat
mendorong diri sendiri untuk bertindak, mereka masih memiliki satu hambatan,
yaitu kesediaan mengambil resiko. Orang-orang proaktif selalu mengambil resiko.
Namun salah satu alasan mengapa para pemimpin yang baik bersedia mengambil
resiko adalah karena mereka sadar bahwa tidak mengambil inisiatif juga ada
harganya.
Presiden John F. Kennedy
menyatakan, “Setiap program tindakan itu ada resiko dan harganya, namun jauh lebih
kecil dari pada rasiko dan harga jangka panjang jika kita tidak mengambil
tindakan apa-apa, walaupun terasa nyaman.”
Demikianlah pak Joko yang mengawali
usahanya dari berawal fried chiken kemudian menambah usaha ayam bakar dan mie
ayam yang berkembang dan tidak takut rugi akan resiko yang dihadapi bila usaha
barunya gulung tikar. Modal nekad inilah kemudian yang mengatarkan pak Joko
dengan keberhasilannya.
Pada situasi ini ada dua
kemungkinan yang harus dipilih, yaitu pilihan mengangung resiko atau pilihan
mencari aman. Pilihan terhadap resiko tergantung pada :
a. Daya tarik setiap pilihan
b. Kesediaan untuk rugi
c. Kemungkinan untuk sukses atau gagal
Selanjutnya, kemampuan
untuk mengambil resiko tergantung dari:
a. Keyakinan pada diri sendiri
b. Kesediaan menggunakan
kemampuan dalam mencari peluang dan keuntungan
c. Kemampuan untuk menilai situasi resiko secara
masuk akal
3.
Yakin
dalam meraih kesuksesan
Percaya diri (yakin,
optimis, dan penuh komitmen). Percaya diri ialah paduan sikap dan keyakinan
seseorang dalam menghadapi tugas atau pekerjaan, yang bersifat batiniah, sangat
tidak pasti, selalu berubah dan banyak ditentukan oleh kemampuannya untuk
memulai, melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan.
Kepercayaan diri akan
mempengaruhi gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan,
semangat kerja, kegairahan berkarya. Kunci keberhasilan bisnis adalah mampu
memahami diri sendiri. Oleh karena itu, wirausaha yang sukses adalah wirausaha
yang mandiri dan percaya diri.
Percaya diri dalam
menentukan sesuatu, percaya diri dalam menjalankan sesuatu, percaya diri bahwa
kita dapat mengatasi berbagai resiko yang dihadapi merupakan faktor yang
mendasar yang harus dimiliki oleh wirausaha.
Sedangkan ciri orang percaya diri secara non verbal, diantaranya
adalah:
1. Melakukan
kontak mata yang intens dan pantas
2. Duduk atau
berdiri dengan tegak dan santai
3. Bersikap
terbuka dan mendukung komentar mereka
4. Berbicara
dengan tekanan yang jelas, mantap dan tegas
5. Ekspresi
wajah santai, tersenyum ketika merasa senang
6. Berbicara
dengan mantap, teratur menekankan kata-kata kunci
4.
Ingin
mendapatkan umpan balik (feedback)
Wirausahawan
yang sesungguhnya tentu ingin mendapatkan umpan balik atau feedback. Ia selalu
membuat pekanggannya ketergantungan untuk terus mengkonsumsi hasil produksinya
dan kemudian mendapatkan kepercayaan dari pelanggan sehingga pelanggan untung
wirausahawan untung.
5.
Energi
tingkat tinggi
Wirausahawan
harus memiliki energy yang tinggi dalam membangun usaha. Artinya The Power of
Hard Work disini amat dibutuhkan yakni totalitas dalam bekerja atau kerja keras pantang
mundur.
6.
Orientasinya
selalu kedepan
Wirausahawan harus memiliki pandangan ke masa depan. Ia selalu
berupaya untuk memikirkan apa kebutuhan masyarakat di masa yang akan datang.
wirausahawan senantiasa berupaya menciptakan sesuatu yang berbeda dan untuk
memenuhi kebutuhan jangka waktu yang panjang. Dengan sikap seperti demikian,
maka produk yang dihasilkan tidak akan pernah “usang’ dan ditinggalkan oleh
konsumen.
7. Kreatif dan Inovatif
Kreatif
menunjukkan proses mental seseorang untuk tiada henti memikirkan tentang
hal-hal yang bersifat baru dan lebih efisien. Sementara inovatif adalah
kemampuan untuk menjalankan atau menerapkan tentang apa yang ia pikirkan.
Dengan demikian, maka kreatif dan invoatif merupakan dua kekuatan yang tidak
dapat dipisahkan. Seorang wirausahawan yang kreatif dan inovatif adalah
orang-orang yang selalu membutuhkan kehidupan yang dinamis untuk memunculkan
sekaligus melaksanakan ide.
Jejak Rekam Warung makan JFC
A. Asal Usul Pemberian Nama JFC
Awal warung makan ini hanya satu gerobak. Berawal dari satu gerobak
inilah pak Joko mengawali usaha menjual ayam friend chiken. Ayam friend chiken
adalah ayam potong yang dibalut dengan tepung lalu kemudian digoreng garing
sehingga renyak diluar lumat, empuk, garing, kremes saat digigit. Tak salah
jika usaha pak Joko ini mendapat sebutan ayam goreng renyak enak yang elit,
gempar, tenar di kala tahun 2000 saat KFC datang mewarnai lidah para penjajan
makanan. Sehingga akibat rasanya melebihi KFC orang-orang kemudian memanggil
warung pak Joko dengan sebutan JFC yang artinya adalah “Joko Friend Chiken”.
Dari sinilah sebutan itu mulai dikenal oleh para penikmat dan pecandu ckiken
kremes ala pak Joko.
Berangkat dari berwirausaha fried chiken yang sederhana, usaha pak
Joko dalam membangun dunia usaha di bidang kuliner ini sangat berkembang pesat.
Seakan setiap orang yang mampir ke warung tersebut tak pernah sepi. Mulailah
pak Joko berinovasi dengan makananannya.
B.
Friend Chiken JFC
Friend Chiken adalah istilah makanan yang serupa dengan Kenthuki,
yang mana dikonsumsi biasa dengan saos. Namun berbeda halnya dengan Friend
Chiken ala Pak Joko tersebut, Friend Chiken ini tidak dibalut balado pedas,
sehingga terlihat bagaikan roket cabai yang siap menggoyang lidah. Friend
Chiken ini sangat cocok bagi orang yang cinta akan makanan super pedas dan hot.
C.
Mie Ayam JFC
Inovasi ini tak berhenti disini, selain menjual friend chiken pak
Joko juga menjual “ayam panggang endes”. Pembaca tentu penasaran bila mendengar
kata tersebut, lalu kemudian bertanya maknanya. Endes ialah labeling yang
diberikan dari para pecinta ayam panggangnya pak Joko yang memiliki arti ”Enak
tur Pedes”. Karena ayam panggang pak Joko tersebut benar-benar memanjakan
lidah. Rasanya meresap sampai ketulang-tulangnya, daging ayam yang empuk,
gurih, teksturnya lembut, pokoknya endes.
Menambah berjulan mie ayam. Kegigihan pak Joko dalam menginovasi
warungnya tidak berhenti dengan ayam bakarnya. Namun saat ini pak Joko telah
sukses membuka mie ayam yang tempatnya hanya bersebelahan dengan warung makan
JFC. Dibukanya mie ayam ini menambah ramai warung pak Joko. Pasalnya mahasiswa
mana yang tidak suka mie ayam enak kental yang harganya sangat bersahabat yaitu
5.000 ribu rupiah. Hanya dengan uang 5.000 ribu rupiah mie ayam lezat pak Joko
siap anda nikmati. Saya pun mencoba mie ayam yang baru 5 bulan ini dibuka,
rasanya lezat, kental, kuah ayamnya terasa. Saya berasumsi mungkin pak Joko masih
baru dan masih harus mengikat para pelanggan sehingga harga yang ditawarkan
satu mangkuk mie ayam relative murah.
Tak cukup dengan saya yang mencoba mie ayam baru yang dibuka pak
Joko. Teman saya sengaja saya ajak untuk mencoba mie ayam pak Joko tersebut
mereka heran “kok murah banget yo mie ayame endes tur murah. Dalam
terjemahan bahasa Indonesia murah sekali ya mie ayamnya rasanya enak dan pedes.
Dari pemaparan tersebut mie ayam pak Joko sudah mampu memikat selera kuliner.
D.
Ayam Bakar dan Rica Rica JFC
Apabila kita membicarakan tentang
warung makan JFC tidak lengkap bila belum membicarakan tentang ayam bakar dan
rica-ricanya. Ayam bakar dan rica-rica JFC lahir sebagai penyempurna request
pelanggan. Yang awalnya ayam tersebut hanya dibalut tepung yang dikenal sebagai
Friend Chiken, akhirnya tampillah ayam yang dibalut bumbu lalu dibakar hingga
meresep bumbu-bumbunya. Ayam bakar tersebut hadir memenuhi kebutuhan permintaan
pelanggan.
Membicarakan ayam bakarnya JFC tentu
tidak lengkap tanpa rica-rica JFC. Ayam yang dibumbu pedas dengan teknis masak
yang lumayan rumit. Rica-rica JFC hadir sebagai pelengkap permintaan pelanggan
yaitu orang-orang Jawa Timur yang suka sekali makan menu tersebut. Berawal dari
permintaan tersebut ternyata rica-ricanya pak Joko laku keras dan banyak yang
suka. Termasuk peneliti sendiri merasakan rica-rica tersebut benar-benar empuk
berbeda dengan rica-rica kebanyakan kurang empuk dagingnya karena memang teknis
masak yang lumayan rumit. Dan tak kalah mantapnya adalah kuah rica-ricanya yang
endes (enak tur pedesss).
Prinsip Sukses Ala
Pak Joko
A.
Motto
Menurut pak Joko sesuai dengan pepatah orang jawa 'Tuna Satak
Bathi Sanak'. Wong dagang iku rugi satus ora popo asal untung enthuk
sedulur akeh.
Setelah pernyataan tersebut. Penulis mulai mencari makna dari
pepatah jawa tersebut. “Tuna Satak Bathi Sanak”. Secara harfiah makna
tersebut adalah Rugi Seratus (Bahasa Kawi. Satak = Seratus) Beruntung
(dapat) saudara. Maksudnya, rugi uang seratus tidak apa-apa asalkan
beruntung mendapat saudara.
Dengan Pepatah ini, Pak Joko menunjukkan pandangan hidup yang khas
dalam berwirausaha. Sekalipun tujuan utama berwirausaha adalah mencari
keuntungan yang sebesar-besarnya, namun yang lebih utama di atas keuntungan itu
adalah paseduluran atau persaudaraan. Bagi sebagian orang, pepatah 'Tuna Satak
Bathi Sanak' sering digunakan sebagai lips service alias basa-basi dalam
berniaga terutama untuk mencari pelanggan. Jika pedagang etnis Tionghoa
memiliki prinsip 'pembeli adalah raja", maka pedagang Jawa dengan pepatah
'tuna satak bathi sanak' memiliki prinsip 'pembeli adalah saudara' di mana
dengan prinsip itu pembeli akan merasa lebih aman dan nyaman dalam membeli
karena tidak akan dirugikan oleh saudara sendiri. Sementara bagi sebagian yang
lain, pepatah 'Tuna Satak Bathi Sanak" benar-benar dimaknai bahwa
mendapat saudara atau teman sebagai pilihan utama daripada sekadar
memperoleh keuntungan material berupa uang.
Akibat pepatah “Tuna Satak Bathi Sanak”, dalam kegiatan berdagang
ditandai ciri memberi tambahan (imbuh) kepada pembeli yang membeli dalam jumlah
banyak. Tidak jarang, pembeli yang uangnya kurang dipersilahkan membawa dulu
barang dagangan yang dibeli dengan kekurangan dibayar belakangan. Yang paling
sering terjadi, konsumen seringkali membeli barang dengan cara menghutang
(ngebon utawi ngutang). Cara pedagang Jawa yang memegang pepatah 'Tuna Satak
Bathi Sanal' ini, berbeda sekali dengan sistem perdagangan global yang tidak
manusiawi. Pepatah “Tuna Satak Bathi Sanak ini” juga menjadikan suasana
pedagang terasa akrab kepada pelanggannya.
Misalnya
saja hari ini, tepatnya tadi sore setelah pulang kuliah saya membeli ayam bakar
pak Joko bertepatan waktu magrib sebelum mati lampu. Seperti biasa saya mencoba
mencicipi perkembangan masakan pak Joko tiga sampai lima hari sekali. Tepatnya
hari ini saya tidak dapet susuk alias uang kembalian. Karena tidak ada
kembalian akhirnya saya diminta untuk membawa kembali uang saya tersebut. Hal
ini yang membuat saya terheran dan ingin mendapatkan jawaban tersebut. Adakah
faktor yang kemudian meyebabkan pak Joko demikian sehingga di toko tersebut
uang recehnya pun relative sulit untuk kembalian. Hal ini sebenarnya kurang
bagus seharusnya pak Joko sudah mempersiapkan uang kembalian atau recehan agar
dapat memberikan susuk atau uang kembalian
karena apabila uang tadi dibiasakan untuk di bawa uang kembalinya kepada
pelanggan kurang efektif dan tidak tepat. Meskipun pak Joko berniat tuna sathak
bathi sanak tersebut. Dalam berwirausaha perlu adanya management yang tertata
bertujuan dan terencana agar masalah yang sederhana terkendali meskipun hanya
sebatas uang receh.
Hari
berikutnya saya mengamati warung tersebut, rutinitas pak Joko selalu terlihat
setiap pagi jam 8.00 saya menjumpai pak Joko membakar ayam-ayam bakarnya di
luar ditungku pembakaran dengan sebaskom bumbu yang harum. Disisi lain saya
melihat sang istri meracik sayuran dan menggoreng friend chiken di dapur rumah
yang bercat putih tersebut. Demikian rutinitas yang saya lihat setiap hari.
Saya tak melihat seorang pelayanpun yang membantu memanggan ayam-ayam tersebut
sejak pertama kali saya meneliti warung tersebut. Begitu pula dengan menggoreng
fried chikennya demikian. Pelayan-pelayan pak Joko biasanya terlihat sedang
sibuk menyiapkan mie ayam, menata meja-meja dan kursi serta membantu
membersihkan. Barulah jika ada yang membeli paleyan tersebut yang melayani.
Namun dalam urusan racik-meracik masakan, menggoreng, sampai memanggang
menu-menu tersebut dilakukan oleh pak Joko bersama istri.
Saya mencoba
bertanya mengapa demikian? Pak Joko singkat menjawab “jaga kualitas makanan
iku penting ojo nganti pelanggannya mlayu.” Jika saya terjemahkan dalam
bahasa Indonesia maksud pak Joko (jogo kualitas) artinya menjaga kualitas cita
rasa masakan itu amat penting, (ojo nganti pelangganne malayu) artinya jangan
sampai pelanggan atau konsumen lari dan tidak mau membeli lagi. Itu sebabnya
pak Joko sengaja mengambil alih untuk semua urusan panggan memanggang.
Kualitas
akan cita citra untuk produksi yang akan diwirausahakan ternyata amat penting.
Ini sesuai dengan cerita
kisah sukses wirausaha-wirausaha yang memulai kariernya dari nol. Mereka
berjuang selama bertahun-tahun untuk membangunkan usahanya. Mereka berusaha
keras dan tahap demi tahap membuat usahanya menjadi semakin maju. Untuk
mempertahankan usahanya dalam dunia persaingan dibutuhkan kecerdasan dan
keinginan yang kuat untuk tetap bertahan di dunia usaha itu sendiri. Keuletan
dan tekad merupakan modal utama dalam menjalankan usaha yang ingin
dikembangkan. Kisah-kisah mereka inilah yang bisa kita jadikan panutan dan
inspirasi bagi masyarakat agar terdorong rasa keinginan untuk membuka usaha
yang bisa menguntungkan banyak orang.
Salah satu dari sekian restoran
tradisional tersebut yaitu Dapur Solo (DS). Rumah makan yang terletak di
kawasan Sunter ini menyajikan aneka makanan Jawa, khususnya dari Solo. Makanan
tradisional yang bervariasi di restaurant Dapur Solo ini merupakan tujuan untuk
memopulerkan aneka makanan yang pada saat ini cenderung merupakan makanan barat
seperti Burger, Hotdog, Pizza, Pasta dan masih banyak makanan barat lainnya. Pengusaha Dapur Solo ini dalam membangun
usaha makanan tradisional, benar-benar dimulai dengan keringat dan tekad yang
keras. Banyak usaha-usaha yang bisa kita ciptakan untuk membuat diri kita
menjadi semakin mandiri. Dampak positifnya dalam membangun usaha ialah
terbukanya lapangan kerja bagi orang lain, membangun perekonomian banyak orang
dan membantu perekonomian negara. Kita lihat salah satu keberhasilan ekonominya
karena adanya usaha-usaha yang dirintis masyarakat negara Indonesia yang sadar
akan perlunya membangun sebuah usaha untuk kelangsungan hidup mereka dan orang
lain.
Wirausahawati tersebut adalah Ibu
Swandani Kumarga, Pemilik Dapur Solo, di Restaurant miliknya Dapur Solo, Sabtu
(29/12) pada 11.45 siang. Dapur Solo yang terletak di Jl Danau Sunter Utara
Blok R-35, Jakarta Utara, yang bertempat tinggal tak jauh dari restaurantnya di
Jl Danau sunter Utara Blok R-21, Jakarta Utara, Ia juga mempunyai cabang di daerah
Melawai, Jakarta Selatan disebutkan, “Menjaga
kualitas tentunya, kemudian kebersihan, service-nya juga harus sebaik mungkin
bisa dijaga, suasana rumah makan yang nyaman, dan rasa makanan itu sendiri
menjadi taste utama yang menarik pembeli, harga juga sesuai kantong masyarakat.
Jangan menjadi latah, jangan melihat untung saja. Jangan ikut-ikutan latah jika
pesaing lain menaikkan harga.“
Demikan adalah
salah satu kisah wirausaha yang amat menjaga kualitas dari produksi yang di
hasilkan dalam bidang makanan
Penelitian Tahap Kedua
Peneliti
mengajukan pertanyaan seputar penghasilan dan prospek kedepan warung makan JFC.
Penghasilan perhari yang dapat diperoleh dari warung makan JFC berkisar satu
sampai dua juta rupiah. Itu sudah dihitung bersih. Tentu itu bukan termasuk
kotornya, bisa dibayangkan berapa keuntungan warung pak Joko setiap hari yang
ramai. Uang nominal sebesar tiga puluh juta dapat dirauk dari warung tersebut.
Membuka cabang warung makan JFC 2 adalah
cita-cita tertinggi
Wirausaha
yang totalitas tentu berorientasi pada prospek ke depan. Usaha yang dikelola
saat ini merupakan salah satu langkah awal yang harus dikembangkan dan terus
dikembangkan. Apa yang diraih sebagai kesuksesan belumlah cukup bila berhenti
hanya dengan satu lahan usaha.
Membuka
cabang warung makan JFC diman-dimana adalah cita-cita pak Joko. Niat Pak Joko
sudah ada untuk membuka warung JFC yang kedua. Bahkan ini sudah tergambar saat
memulai usahanya. Saat pak Joko memutuskan unruk memulai usaha tekadnya sudah
ada untuk membuka cabang dimana-dimana sampai seluruh Indonesia.
Setiap
rencana tentu ada factor pendukung dan factor penghambat. Faktor pendukung
sudah terpenuhi dari segi modal dan niat yang mantap. Namun disisi lain factor
penghambat ini menjadi sandungan yang harus benar-benar serius ditangani pak
Joko, factor penghambat itu adalah orang yang akan dipercaya untuk membuka
warung yang berkompeten dalam menjaga cita rasa masakan warung makan JFC ini.
Berapa
penghasilan pak Joko dalam sehari ?
Penghasilan
per hari bersih bisa sampai 1-2 jutaan mbak jd sekitar 30 jutaan per bulan. Itu
belum kalau ada catering atau pesanan yang tidak terduga…
Apa ada
niat mau buka dicabang lain pak?
Kalau
niate nggih enten mbak, tapi belum kalau sekarang, karena harus benar-benar
melatih/tranning orangnya dulu yaa..
Penelitian Tahap Ke tiga
Alokasi dana penghasilan warung makan JFC
Wirausahawan
adalah orang yang super jitu memanange atau mengatur untuk apa dan lari kemana
uang yang dihasilkan dari usahanya. Semakin baik dalam mengatur keuangan
tersebut semakin baik kualitasnya. Mengatur keuangan sebagai kunci pintu
keberhasilan dan pemetaan propek ke depan agar terus tertata dan terkonsep rapi
Dari
hasil penelitian yang dapat diambil alokasi keuangan yang dihasilkan dari
warung makan JFC tersebut dibagi menjadi berikut ini:
1. Pemenuhan
kebutuhan sehari-hari
2. Pemenuhan
modal warung makan
3. Modal membuka
cabang
4. Perluasan
kost
Uang
wirausaha dialokasikan untuk apa saja pak?
Untuk
kebutuhan hidup, modal warung makan, di tabung untuk buka cabang, dan menambah
kost. (Pak Joko memiliki kost sekitar 20 unit kamar untuk putra)sehingga tentu
saja anak-anak yang ngekost disana sekalian bisa membeli makanan lagsung ke
bawah menuju warung JFC.
BAB III
MOTIVASI
ENTREPRENUER
Motivasi Entreprenuer
1. Memanfaatkan
waktu
Memanfaatkan waktu ada beberapa cara dalam
memanfaatkan waktu
a) Waktu
adalah uang
b) Menggunakan
waktu luang
c) Waktu
sebagai modal
d) Hilangkan
perencanaan yang memakan banyak waktu
e) Menghindari
Komunikasi
2. Tidak
menunda Pekerjaan
a) Melaksanakan
gagasan
b) Menghindari
kegiatan yang tidak manfaat
c) Biasakan
berfikir dengan pensil dan kertas di tangan
3. Menjalin
Pergaulan yang simpatik
a) Simpati
pada orang lain
b) Menghargai
orang lain
c) Menghindari
permusuhan
d) Bergaul
dengan orang-orang sukses
e) Tunjukkan
sikap senasib dan tenang
f) Tunjukkan
kepercayaan
4. Mengatasi
Kegagalan
a) Tidak
berputus asa
b) Mencari
kelemahan diri dan penyebab kegagalan
5. Belajar
Lebih Efektif
a) Mengkonsentrasikan
fikiran
b) Mencintai
pekerjaan
c) Menikmati
pekerjaan
d) Belajar
menjadi pemimpin
Hail
pengamatan penelitian akan motivasi yang ada dalam diri pak Joko selama 5
minggu ini menunjukkan bahwa dari segi pemanfaatan waktu yakni waktu adalah
uang dapat peneliti amati dari usaha pak Joko membuka warung sejak pagi hari
jam 08.00 hingga malam hari jam 21.00 malam. Dimana pak Joko telah memulai
aktivitasnya sejak sebelum shubuh untuk ke pasar membeli bahan-bahan makanan
yang akan diolah. Sehingga benar-benar tertata betul perencanaan di belakang
dapurnya.
Segi
pemanfaatan waktu lainya adalah menggunakan waktu luang. Setiap saya melewati
warung makan JFC tersebut, pak Joko dan bu Joko terlihat sibuk di dalam dapur
memotong sayur mayur dan mengiris bumbu-bumbu (bawang, cabai, dll)
apabila belum ada pelanggan atau sedang pelanggan sedang memesan dan menikmati makanan.
Beliau dengan ajeg melakukan rutunitas serupa sebagai salah satu pemanfaatan
waktu luang. Ketika sudah tidak melayani pelangganpun beliau segera kembali untuk
ke dapur. Pak Joko melakukan hal demikian agar bahan makanan yang di masak
untuk selanjutnya sudah siap untuk diolah.
Peneliti
dalam hal ini tidak mengalami kesulitan dalam mengamati efektivitas kerja objek
dikarenakan pintu dapur warung JFC tersebut tepat menghadap jalan, sehingga siapapun
dapat langsung menengok serta melihat proses memasak di dapur JFC. Sehingga
sangat memungkinkan peneliti mengumpulkan informasi akan pemanfaatan waktu sang
objek.
Inilah
yang kemudian peneliti amati setelah beberapa kali wawancara. Dapat dikatakan
bahwa pak Joko menunjukkan pribadi seorang wirausawan yang tergolong menggunakan
waktu luang untuk terus memanfaatkan waktu tersebut.
Penelitian
selanjutnya tentang waktu adalah sebuah modal. Disini peneliti belum
mendapatkan jawaban yang pasti akan anggapan motivasi tersebut. Pak Joko adalah
wirausahawan yang tidak bertele-tela saat menjawab pertanyaan. Pak Joko
memiliki planning yang jelas dan terencana kedepan.
Penelitian
Tahap Ke Empat
Seperti
yang sudah dijelaskan sebelumnya, waung JFC sangat menarik perhatiaan
mahasiswa. Apalagi ketika ada event atau acara bisa makan sambil cerita-cerita
di warung tersebut.
Namun
akhir-akhir ini peneliti melihat warung tersebut nampak seperti laron
mengerubungi lampu di kala gelap gulita, apabila sudah tidak gelap maka tidak
berkerumun lagi. Peneliti bermaksud mengibaratkan laron tersebut sebagai
pelanggan, dan cahaya lampu itu warung pak Joko. Terkadang pelanggan itu banyak
sekali yang datang ke warung pak Joko, namun terkadang sepi meskipun tidak sepi
tanpa adanya pelanggan ada waktu ketika pelanggan hanya terlihat satu dua orang
saja.
Peneliti
semakin tertarik dengan fenomena tersebut, dimana ada suatu kejadian tentu ada
sesuatu penyebab. Tidaklah mungkin pelanggan berkerumun banyak karena tidak ada
alasan, dan tidaklah pula pelanggan satu dua karena tidak beralasan pula.
Peneliti
akhirnya mencoba mengamati dan mengumpulkan informasi tentang pelayanan warung
makan tersebut. Peneliti mencoba mengumpulkan informasi dengan wawancara objek
dan para pelanggan untuk mengidetifikasi penyebab dinamika kehadiran pelanggan
yang tiba-tiba rame tiba-tiba sepi.
Tujuan
ini adalah semata-mata untuk membantu warung pak Joko agar tetap eksis dan
mampu menarik para pelanggan dan terus mengevalusi apa yang kurang.
Proses Pelayanan Warung Makan JFC
Peneliti
berusaha mengamati perkembangan pelayanan warung makan JFC hari demi hari.
Setiap tiga hari sekali peneliti mencoba untuk selalu membeli makanan di warung
tersebut. Dengan hasil pengamatan selama 5 minggu yang lalu, menunjukkan bahwa
pak Joko adalah wirausahawan yang memiliki motivasi diri yang kuat meskipun
belum semua motivasi tersebut tertanam sebagimana tercantum dalam tulisan
sebelumnya, namun aksi dan pembuktiaannya menguatkan bahwa ia adalah
wirausahawan yang bermotivasi tinggi.
Tiba hari
berikutnya. Saat peneliti mencoba membeli makanan di warung tersebut. Ada suatu
reaksi yang kurang bersahabat. Reaksi tidak bershabat tersebut ditunjukkan oleh
penjual warung makan tersebut. Penjual warung makan tersebut perempuan, ia
adalah istri pak Joko.
Saat itu
peneliti hendak memesan makanan dan membungkus makanan tersebut. Setelah
selesai memilih makanan yang dipesan tiba saatnya membayar. Peneliti
menyodorkan uang lima puluh ribu rupiah. Penjual berkata “gak ada uang kecil
ya mbak, gak ada kembalian!” (nadanya rendah namun tajam). Saat itu penjual
terlihat ekspresi capek dan sebal. Reaksi ibu tersebut seakan-akan cuek dan
kurang bersahabat. Cueknya terlihat dari kata-kata dan nada bicara serta raut
wajah sebalnya.
Sementara
setelah kejadian tersebut peneliti mengambil kesimpulan sementara, mungkin sang
penjual tersebut sedang dalam keadaan lelah. Sehingga ekspresi lelah tersebut
mempengaruhi perasaanya.
Menindak
lanjuti kesimpulan sementara peneliti akan pelayanan warung makan JFC. Saya
sengaja menghadirkan beberapa terter, guna mencari kebenaran dari apa yang saya
amati akhir-akhir ini. Karena sebuah penelitian tidak akan disebut penelitian
apabila ada unsur-unsur subjektif yang hadir dari kepenulisan tersebut.
Beberapa
hari yang lalu saya mengajak beberapa teman yang saya (Elis dan Azizah). Saat
itu kami hendak ingin membeli nasi dan lauk pauk, ketika selesai memesan
makanan tersebut timbul muka masam yang ada dalam wajah penjual tepatnya istri
dari Pak Joko.
Setibanya
dikamar kost peneliti kemudian meminta Elis dan Azizah memberikan komentar atau
tanggapan terhadap pelayanan warung JFC tersebut. Elis mengatakan “Iya mbak
mukanya itu kaya gimana gitu (cuek)” tak lama kemudian Azizah menganggug (
mengangguk disini artinya sepakat atau setuju dengan pernyataan Elis tersebut).
Peneliti
sampai saat ini masih mengumpulkan informasi-informasi terkait yang menguatkan
atau melemahkan argument-argument subyektif yang timbul dari luar maupun dalam
peneliti sendiri. Sehingga saat ini masih dibutuhkan pengumpulan-pengumpulan
data yang lebih akurat sebagai bahan penelitian di bab selanjutnya.
BAB IV
PENGAMBILAN
RESIKO
A. Konsep
Resiko
Wirausahawan sejati adalah
seseorang yang berani pengambil kemungkinan-kemungkinan pahit maupun manis
tehadap aktivitas kegiatan yang dilakukan. Keberanian tersebut merupakan alasan
mempertahankan cita-cita dan konsekuensi terhadap apapun yang terjadi di masa
sekarang, kelak dan mendatang. Timbul ketidakpastian atau uncertainty dimana
seseorang yang nekad dan berani pengambil resiko sebelumnya telah benar-benar
matang bahwa apa yang ia hadapi adalah kemungkinan terhadap sesuatu yang tidak
pasti.
Sesuai
dengan definisi Resiko yang terdapat dalam buku Konsep Risiko: Sebuah Pengantar
mengatakan, Resiko memiliki sedikitnya beberapa definisi arti sebagai berikut :
• Difinisi Resiko
– Ketidakpastian (uncertainty)
– Konsekuensi yang memunculkan
dampak yang merugikan
– Risiko dan Pengambilan keputusan
bisnis
– Hubungan antara: Risk - Risiko –
Rizki – Rejeki
Butir-butir
arti secara bahasa akan pengertian risiko tersebut membutuhkan uraian yang
panjang dan tajam mengerucut. Sebab risiko yang dibicarakan pada bab ini adalah
tentang usaha atau bisnis. Dalam berwirausaha pengambilan resiko mampu
memotivasi wirausahawan memperoleh feedback atau umpan balik yang sepadan
(return) bahkan melebihi. Artinya saat yang dikorbankan besar dengan
konsekuensi resiko yang besar pula maka hasil atau keuntungan umpan baliknya
akan lebih besar pula. Dengan catatan berani, jika telah tumbuh keyakinan dalam
diri maka motivasi untuk mendapatkan umpan balik yang sepadan bahkan lebih
tercipta sehingga membayangi setiap usahanya lebih keras, lebih serius dan
lebih teratur terutama dalam urusan management.
Penjelasan tersebut dikutkan oleh kutipan berikut :
Motivasi mengambil risiko ialah – Menginginkan pengembalian yang sepadan
(return) dan mampu mengkalkulasi risiko.
Untuk
mengetahui lebih dalam sebuah resiko klasifikasi jenis-jenis resiko dalam
berbisnis dibawah ini diharapkan mampu membantu wirausawahawan memperhitungkan
dengan baik dalam mengambil langkah-langkah yang akan ditentukan.
Sesuai
dengan pepatah jawa “Ojo mung waton tumindak” artinya jangan asal bertindak.
Dalam kaitan dengan pengambilan resiko tersebut dapat dikiaskan agar seorang
wirausaha mampu mengambil resiko dengan memperhitungkan dengan baik konsekuensi
yang akan di tanggung. Jenis-jenis resiko dalam bisnis dibagi menjadi dua,
yaitu :
1. –
Resiko Murni
• Resiko hilang/rusaknya aset yang dimiliki
• Kecelakaan kerja
• Resiko akibat tuntutan hukum
• Resiko operasional lainnya
• Bencana alam (force majure)
2. –
Resiko spekulatif
•Resiko Perubahan Harga
– Perubahan harga input
– Perubahan harga output
• Resiko Kredit
Adapun bentuk-bentuk kerugian
akibat resiko dapat dibedakan menjadi dua, yaitu :
1.
– Kerugian Langsung
• Nominal yang harus ditanggung akibat dampak langsung resiko
yang terjadi
2.
– Kerugian Tidak Langsung
• Kemungkinan sales/profit yang gagal diterima
• Munculnya biaya operasional tambahan
• Kesempatan investasi yang hilang
• Kerugian lainnya,
Bagaimana
Mengkalkulasi Resiko? Dalam hal ini peneliti mencoba mencari referensi yang mendukung
berasal dari journal skripsi agar seseorang dapat mengkalkulasi resiko yang
akan dihadapai, yaitu sebagai berikut :
– Tentukan seberapa sering resiko
tersebut terjadi (frekuensi atau probability)
– Tentukan dampak yang timul dari
resiko yang terjadi (dampak)
– Hitung kemungkinan prediksi
kerugian, dengan formula: Frekuensi x Dampak
Pengelolaan Resiko
– Mulai dari Resiko yang memiliki
kemungkinan prediksi kerugian terbesar (prinsip Pareto)
– Pilihan Strategi Pengelolaan:
• Dikontrol, supaya resiko-resiko
tidak muncul, missal : SOP, Quality Control
• Ditransfer kepada pihak lain,
misal: konsumen, supplier dan asuransi
• Dibiayai sendiri, dibuat
cadangan dana untuk membiayai jika resiko terjadi
Tips & Trik
• Bagaimana menghadapi resiko
– Perlu difahami bahwa resiko
tidak untuk menjadi penghambat untuk maju. Resiko harus diambil sebagai
konsekuensi menginginkan sesuatu yang lebih baik (keberhasilan)
– Identifikasi resiko apa yang
berpotensi muncul dalam bisnis
– Identifikasi seberapa sering resiko
tersebut muncul
– Identifikasi seberapa besar
dampak dari resiko yang muncul tersebut
– Siapkan langkah-langkah mitigasi
resiko hanya pada resiko yang dominan/prioritas
Penelitian
Keempat
Pengambilan
resiko warung makan JFC
Dalam
pengambilan resiko berdasarkan definisi-definisi arti sebelumnya, wirausahawan
yang memiliki warung makan JFC tidak menjelaskan secara detail makna dari
pengambilan resiko terhadap wirausaha yang digeluti tersebut. Namun secara
tidak langsung pemilik usaha warung makan JFC telah mengambil keputusan
berdasarkan resiko-resiko yang akan dihadapi, seperti awal membuka usaha warung
makan tersebut.
Berdasarkan
wawancara pengambilan resiko yang dijawab oleh pak Joko berkaitan tentang peminjaman
modal serta untung rugi. Proses peminjaman modal berasal dari pinjaman bank dan
uang tabungan istri dan suami. Dikala itu pinjaman tersebut dapat diperoleh dengan
jaminan. Namun pemilik usaha yang bersangkutan tidak berkenan menyebutkan apa
jaminan yang diberiakan, alasan sebuah privasi. Jelasnya pak Joko saat itu
modal (bondho nekad) atau berani nekad dengan konsekuensi yang ditetapkan.
Sedangkan tentang kaitan untung dan rugi masih berkaitan erat denga prinsip pak
Joko yaitu, “Tuna Satak Bathi Sanak” dalam kegiatan berdagang ditandai ciri
memberi tambahan (imbuh) kepada pembeli yang membeli dalam jumlah banyak. Tidak
jarang, pembeli yang uangnya kurang dipersilahkan membawa dulu barang dagangan
yang dibeli dengan kekurangan dibayar belakangan. Yang paling sering terjadi,
konsumen seringkali membeli barang dengan cara menghutang (ngebon utawi
ngutang). Cara pedagang Jawa yang memegang pepatah 'Tuna Satak Bathi Sanal'
ini, berbeda sekali dengan sistem perdagangan global yang tidak manusiawi.
Pepatah “Tuna Satak Bathi Sanak ini” juga menjadikan suasana pedagang terasa
akrab kepada pelanggannya.
Tepatnya
setelah pulang kuliah saya membeli fried chiken pak Joko. Seperti biasa saya
mencoba mencicipi lagi makanan dan mengamati perkembangan masakan pak Joko. Hari
tersebut peneliti tidak mendapatkan susuk alias uang kembalian lagi. Karena tidak
ada kembalian akhirnya pak Joko meminta saya untuk membawa kembali uang tersebut.
Akhirnya untuk yang kedua kalinya saya membawa kembali uang tersebut.
Pada
penelitian berikutnya, peneliti akhirnya mempersiapkan uang pas untuk membayar
atau membeli makanan sekaligus membayar hutang yang kemaren. Hal ini yang
membuat peneliti terheran dan ingin mendapatkan jawaban tersebut. Ini yang
kedua kalinya peneliti ngebon dan mencari jawaban. Setelah wawancara
terjawablah faktor yang membuat pak Joko demikian merupakan salah satu
pengambilan resiko dalam arti pengambilan resiko membangun persudaraan dan
kepercayaan terhadap pelanggan
Dari
segi management tindakan pak Joko tersebut kurang efektif. Sebab mempersiapkan
uang kembalian atau recehan agar dapat memberikan susuk atau uang
kembalian dapat memperlancar uang masuk dan keluar yang jelas. Sehingga
keuntungan dan kerugiaan dapat dikalkulasikan. Apabila uang tadi dibiasakan
untuk di bawa kembali kepada pelanggan akan berdampak kurang efektif dalam
usaha seperti pelanggan lupa membayar, data hutang menambah, dll.
Namun
bila dipandang dari segi obyektif pak Joko berniat tuna sathak bathi sanak
pelanggan. Dalam berwirausaha pak Joko tidak memandang untung rugi dari segi
uang semata namun kepercayaan merupakan salah satu pengambilan resiko yang
ingin mendapatkan feedback atau timbale balik. Artinya pak Joko akan
mendapatkan banyak pelanggan karena sikap dan kepercayaannya sedangkan
pelanggan mendapatkan kenyamanan dan kelezatan makanan.
Berkaitan
tentang asuransi toko atau tempat usaha, pemilik usaha belum mengasuransikan
tokonya. Namun tidak menutup kemungkinan dalam waktu dekat direalisasikan.
Jangankan wirausahawan bahkan individupun yang membutuhkan rasa aman, apalagi
wirausahawan sejati tentu ada gambaran kearah prospek ke depan guna menjamin
usahanya.
Banyak orang
berpendapat, bahwa salah satu ciri entrepreneur yaitu berani mengambil resiko. Resiko keluar
dari zona kenyamanan yang didapat selama ini, dan masuk ke dalam zona baru yang
penuh dengan ketidakpastian. Namun yang perlu digaris bawahi adalah, seorang
entrepreneur sukses bukanlah orang yang berani mengambil resiko saja. Tapi
mereka juga harus bisa mengelola segala resiko menjadi sebuah peluang baru yang
menguntungkan seperti halnya pak Joko.
Terutama bagi
pemula hal ini memberikan pelajaran bagi peneliti pribadi. Untuk memulai usaha memang tidak
semudah membalikan telapak tangan. Dibutuhkan keberanian dan strategi
bisnis yang matang, sebelum akhirnya masuk ke zona yang serba belum pasti ini.
Semua peluang bisnis memang memiliki resiko, walaupun tingkat resiko yang
dimiliki berbeda-beda. Ada usaha yang beresiko besar adapula yang resikonya
hanya kecil, namun bukan berarti resiko-resiko tersebut tidak bisa diatasi dan
diminimalisir. Bagaimana cara mengatasi resiko bisnis.
Sebelum
memulai usaha, sebaiknya melakukan riset mengenai hambatan-hambatan yang dimungkinkan
muncul ditengah perjalanan usaha. Dengan begitu Anda dapat menyiapkan strategi
sedini mungkin, untuk mengantisipasi hambatan yang dimungkinkan ada. Misalnya
saja resiko persaingan bisnis yang dimungkinkan semakin meningkat.
Ada baiknya
memilih peluang bisnis
sesuai dengan skill dan minat yang Anda miliki, jangan sampai Anda memulai
usaha hanya karena ikut-ikutan trend yang ada. Dengan memulai usaha sesuai
dengan skill dan minat, setidaknya Anda memiliki bekal pengetahuan dan keahlian
untuk mengurangi dan mengatasi segala resiko yang muncul di tengah perjalanan
Anda. Hindari peluang usaha yang tidak Anda kuasai, ini dilakukan agar Anda
tidak kesulitan dalam mengatasi segala resikonya.
Mencari
informasi mengenai kunci kesuksesan bisnis Anda. Hal tersebut bisa membantu
Anda untuk menentukan langkah-langkah apa saja yang bisa membuat usaha Anda
berkembang, dan langkah apa saja yang tidak perlu dilakukan untuk mengurangi
munculnya resiko yang tidak diinginkan.
Sesuaikan besar
modal usaha yang Anda miliki dengan resiko usaha yang Anda
ambil. Jangan terlalu memaksakan diri untuk mengambil peluang usaha yang beresiko
besar, jika modal usaha yang Anda
Kesuksesan bisnis bisa dibangun dengan adanya
keteguhan hati yang didukung kreatifitas. Dengan keteguhan hati dalam mencapai
kesuksesan serta kreatifitas untuk mengembangkan usaha dengan ide-ide
baru. Maka segala resiko yang muncul bisa Anda atasi dengan baikmiliki juga
masih terbatas.
Mencari
informasi tentang
prospek bisnis tersebut sebelum mengambil sebuah resiko. Saat
ini banyak peluang usaha yang tiba-tiba booming, namun prospek bisnisnya tidak
bisa bertahan lama. Hanya dalam hitungan bulan saja, bisnis tersebut surut
seiring dengan bergantinya trend pasar. Sebaiknya menghindari jenis peluang
usaha seperti itu, karena resikonya cukup besar.
Dalam memulai
usaha baru perlu kita mengetahui seberapa besar tingkat kebutuhan masyarakat
akan produk. Semakin besar tingkat kebutuhan konsumen akan sebuah produk, maka
akan memperkecil resiko bisnis tersebut. Setidaknya resiko dalam memasarkan
produk.
Semua resiko
bisnis bisa diatasi dengan kejelian, ketekunan dan kreatifitas. Oleh karena
itu, tingkatkan kemampuan dan pengetahuan dalam menjalankan usaha. Agar segala
resiko yang muncul ditengah perjalanan, tidak sampai merugikan bisnis Anda.
Sekian informasi dari kami, semoga informasi ini bisa memotivasi agar tidak
takut lagi dengan resiko menjalankan usaha.
Demikian
pula dengan penjelasan pemilik usaha saat wawancara. Yang penting berani dulu,
kalau sudah berani berwirausahawa maka resiko itu akan kalah dengan motivasi
dan ketekukan serta kreatifitas. Bisa dibayangkan bagaimana pak Joko merintis
usahanya yang tekun dari satu gerobak dengan jualan fried chiken saja, bisa
mendirikan warung yang lengkap dengan ayam bakar, ric-rica, mie ayam belum lagi
usaha chattering atau pesanan makanan. Ini adalah suatu bentuk ketekunan,
kejelian serta kekreatifan pak Joko dalam menciptakan, menginovasi,
mengembangkan masakan-masakannya.
Tidak
akan nada warung makan JFC sekarang ini bila tanpa proses pengambilan resiko
yang besar yang dihadapi oleh pemilik usaha. Tidak akan ada rica-rica, ayam
goreng, mie ayam tanpa adanya kreatifitas, ketekunan, dan ketelatenan. Resiko
sesulit apapun, modal sebesar apapun akan kalah dengan kekuatan sebuah keberanian
(The Power of Berani).
Karmila,
FAKTOR
FAKTOR YANG MENENTUKAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN PETERNAK DALAM MEMULAI USAHA
PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR DI KECAMATAN BISSAPPU KABUPATEN BANTAENG, (Makasar :
Univ.Hasanudin, 2013), hlm. 112
Farid Mashudi, Konsep Risiko:
Sebuah Pengantar, (Jakarta : Kanisiua, 1993) hlm. 9