Bungkus dan Isinya
Oleh : Dewi Purwati
Oleh : Dewi Purwati
Penilainan menurut kamus besar bahasa merupakan suatu proses penelaahan
terhadap suatu objek atu sesuatu secara lengkap. Penilaian biasanya diawal
dari dengan melihat pada suatu objek tersebut. Sebelum benar benar menelaah
sesuatu yang dituju, tentu tampilan yang terlihat terlebih dahulu. Tampilan
sering kali mengecoh kita saat menilai sesuatu. Tampilan yang menarik akan
memikat juga memukau kesan yang pertama. Lain halnya dengan tampilan yang buruk
memiliki nilai yang sebaliknya. Namun pernakah anda menelaah sesuatu yang buruk
namun nilainya baik atau sebaliknya?. Kembali ke makna sebuah penilaian
tersebut ialah suatu proses menelaah, artinya bukan hanya melalui visual dengan
melihat sesuatu tersebut namun juga secara keseluruhan nilai itu dicari dari
segi kuantitas dan kualitasnya. Menilai sesuatu hendaknya benar-benar menelaah
secara terperinci. Bagaimana cara anda menilai sesuatu? Pernahkan anda menilai atau dinilai
seseorang?
Bicara tentang penilaian saya punya pengalaman pribadi yang mungkin
pengalaman ini sudah saya rasakan sejak duduk di bangku Sekolah Menengah
Pertama (SMP). Tepatnya kejadian itu terjadi sekitar 9 tahun yang lalu, aku
duduk di bangku kelas VII
sebagai siswa baru. Saat penerimaan siswa baru tentu antara siswa satu dengan
siswa yang lain ingin saling mengenal. Perkenalan tentu diawali oleh kesan
pertama. Entah mengapa kesan pertama itu menjadi adat kebiasaan untuk
melebelkan seseorang sebelum benar benar mengenal pribadinya. Kesan pertama
inilah masalahku bemula dan terus berlangsung hingga saat ini, yaitu “wajahku”. Tidak tepat jika ini dikatakan sebuah masalah
karena ini berkenaan dengan fitrah Allah yang diberikan kepada saya . Ada apa dengan wajahku ??? hee apa ada yang salah? Menurutku
tidak ada yang salah dengan wajahku. Semua
tercipta karena anugrah Allah. Saya bersyukur dengan segala nikmat-Nya
dan nikmat yang mana lagi yang tidak kusyukuri serta
bagaimana mungkin aku mengingkarinya .
Namun apa yang menjadi pikiran dan argument ini terkadang tak sejalan dengan
sebagian orang yang belum mengenalku dengan baik. Wajar … setiap orang memiliki
hak untuk menilai. Awal dari kesan pertama inilah kemudian muncul statement
“judes”, kata salah satu teman bangku SMPku. Nah…….”masalahnya sekarang pada
kesan pertama, kenapa acap kali saya dibilang judes?”apa yang salah dengan
wajah saya?.
Ada pepatah tak kenal maka tak sayang.
Saya menganggap ini merupakan sebuah
anugrah dari Allah mustahil dirubah yang patut saya nikmati dan saya syukuri. Menaggapi
itu semua spontan saja dengan senyuman berkata “Astagfirullah wal-Hamdulillah” Dia menyela: Maksudnya piye? (karena
teman saya berasal dari jawa saya tulis percakapannya sesuai yang ia katakan
menurut bahasanya)
Saya jawab : Astagfirullah banyak yang memperhatikan
saya ya Allah termasuk kamu hee wal hamdulillah artinya kamu tertarik mengenal
kepribadiaan saya Gubrraaaak … gak nyambung memang heee,,. Mengapa saya katakan
demikian..karena itulah rahasia teman-teman saya ingin mengenal saya . Saya
selalu membiarkan penialaian ini sampai mereka mengenal betul pribadi saya seperti apa. Heee
anggap saja itu hanya masalah bingkisan belum tentu isinya.
No comments:
Post a Comment