Wednesday, October 22, 2014

Bungkus dan Isinya



Bungkus dan Isinya
Oleh : Dewi Purwati


Penilainan menurut kamus besar bahasa merupakan suatu proses  penelaahan  terhadap suatu objek atu sesuatu secara lengkap. Penilaian biasanya diawal dari dengan melihat pada suatu objek tersebut. Sebelum benar benar menelaah sesuatu yang dituju, tentu tampilan yang terlihat terlebih dahulu. Tampilan sering kali mengecoh kita saat menilai sesuatu. Tampilan yang menarik akan memikat juga memukau kesan yang pertama. Lain halnya dengan tampilan yang buruk memiliki nilai yang sebaliknya. Namun pernakah anda menelaah sesuatu yang buruk namun nilainya baik atau sebaliknya?. Kembali ke makna sebuah penilaian tersebut ialah suatu proses menelaah, artinya bukan hanya melalui visual dengan melihat sesuatu tersebut namun juga secara keseluruhan nilai itu dicari dari segi kuantitas dan kualitasnya. Menilai sesuatu hendaknya benar-benar menelaah secara terperinci. Bagaimana cara anda menilai sesuatu?   Pernahkan anda menilai atau dinilai seseorang?
Bicara tentang penilaian saya punya pengalaman pribadi yang mungkin pengalaman ini sudah saya rasakan sejak duduk di bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP). Tepatnya kejadian itu terjadi sekitar 9 tahun yang lalu, aku duduk di bangku kelas VII  sebagai siswa baru. Saat penerimaan siswa baru tentu antara siswa satu dengan siswa yang lain ingin saling mengenal. Perkenalan tentu diawali oleh kesan pertama. Entah mengapa kesan pertama itu menjadi adat kebiasaan untuk melebelkan seseorang sebelum benar benar mengenal pribadinya. Kesan pertama inilah masalahku bemula dan terus berlangsung hingga saat ini, yaitu “wajahku”.  Tidak tepat jika ini dikatakan sebuah masalah karena ini berkenaan dengan fitrah Allah yang diberikan kepada saya . Ada apa dengan wajahku ??? hee apa ada yang salah? Menurutku tidak ada yang salah dengan wajahku. Semua  tercipta karena anugrah Allah. Saya bersyukur dengan segala nikmat-Nya dan nikmat yang mana lagi yang tidak kusyukuri serta bagaimana mungkin aku mengingkarinya  .  Namun apa yang menjadi pikiran dan argument ini terkadang tak sejalan dengan sebagian orang yang belum mengenalku dengan baik. Wajar … setiap orang memiliki hak untuk menilai. Awal dari kesan pertama inilah kemudian muncul statement “judes”, kata salah satu teman bangku SMPku. Nah…….”masalahnya sekarang pada kesan pertama, kenapa acap kali saya dibilang judes?”apa yang salah dengan wajah saya?.
 Ada pepatah tak kenal maka tak sayang.
Saya menganggap ini merupakan sebuah anugrah dari Allah mustahil dirubah yang patut saya nikmati dan saya syukuri. Menaggapi itu semua spontan saja dengan senyuman berkata “Astagfirullah wal-Hamdulillah” Dia menyela: Maksudnya piye? (karena teman saya berasal dari jawa saya tulis percakapannya sesuai yang ia katakan menurut bahasanya)
Saya jawab :  Astagfirullah banyak yang memperhatikan saya ya Allah termasuk kamu hee wal hamdulillah artinya kamu tertarik mengenal kepribadiaan saya  Gubrraaaak …  gak nyambung memang heee,,. Mengapa saya katakan demikian..karena itulah rahasia teman-teman saya ingin mengenal saya . Saya selalu membiarkan penialaian ini sampai mereka  mengenal betul pribadi saya seperti apa. Heee anggap saja itu hanya masalah bingkisan belum tentu isinya.

No comments:

Post a Comment