Pesan
Bahagia Di Senja Yogyakarta
Oleh
: Dewi Purwati
Sore
ini saya mencoba bangun dari rasa
sakitku serta melawan rasa mals badaniyyahku sejak minggu lalu. Tiba tiba saja
saya merasa semangat terbangun setelah mendapat pesan bahagia di senja
Yogyakarta. Terlepas dari hiruk pikuk demo yang mewarnai kabar kota pendidikan
hari ini. Pesan Bahagia itu adalah sebuah pengumunan langsung oleh Bapak Muhsin
Kalida selaku Ketua Jurusan saya. Beliau berpesan bahwa kuliah esok tepatnya
Hari Kamis tanggal 20 November 2014 perkuliahan akan dialihkan ke Padepokan
Cakruk Pintar Nologaten, persisnya rumah kediaman tercinta beliau bersama ibu terkasih.
Bukan
hanya semata-mata atas pengumunan itu yang membuatku bersemangat, Namun ada hal
lain yang membuatku tergugah lalu segera mengumpulkan optimisku untuk melawan
diri dan segera bangun dari tempat tidurku. Sakit itu jangan dimanja. Motivasi
tersebut tak lain dan tak bukan ialah bahwasanya saat kuliah Entrepreuner BKI
kami esok hari, akan kedatangan Writerprenuership yang hebat. Siapakah beliau ?
Beliau adalah Gol A Gong.
Siapa
kah Gol A Gong itu? Tentu sahabat tahu siapa beliau. Pastinya sahabat-sahabatku
pernah membaca riwayat ataupun biografi beliau beserta karya-karyanya, Yah
sahabat tepat sekali….
Heri
Hendrayana Harris atau lebih
dikenal dengan nama pena Gol A Gong (lahir di Purwakarta, Jawa Barat, 15 Agustus 1963; umur 51
tahun) adalah sastrawan berkebangsaan Indonesia. Ia adalah pendiri Rumah Dunia
di Serang, Banten. Saat ini Gol A Gong menjabat sebagai Ketua Umum Forum Taman
Bacaan Masyarakat (FTBM) Indonesia. Tulisan-tulisannya telah dimuat di berbagai
media massa dan terbit berupa buku.
Gol A Gong adalah nama pena dari Heri
Hendrayana Harris. Ia lahir dari seorang ayah bernama Harris dan Ibu bernama
Atisah. Pada 1965 ia bersama dengan orangtuanya meninggalkan kampung halamannya
Purwakarta menuju ke Serang, Banten. Bapaknya adalah guru olahraga sedangkan
ibunya seorang guru di sekolah keterampilan putri, Serang. Mereka tinggal di
sebuah rumah di dekat alun-alun Serang. Sekarang, nama samarannya dikembalikan
ke penulisan pertama yaitu Gol A Gong. Nama Gol itu diberikan oleh ayahnya
sebagai ungkapan syukur atas karyanya yang diterima penerbit. Serta Gong
merupakan harapan dari ibunya agar tulisannya dapat menggema seperti bunyi alat
musik gong. Sedangkan A diartikan sebagai "semua berasal dari Tuhan".
Maka, nama Gol A Gong dimaknai sebagai "kesuksesan itu semua berasal dari
Tuhan".
Pada umur 11 tahun Gol A Gong (dulu ditulis Gola
Gong) kehilangan tangan kirinya. Itu terjadi saat dia dan teman-temannya
bermain di dekat alun-alun Kota Serang. Saat itu sedang ada tentara latihan
terjun payung. Kepada kawan-kawannya dia menantang untuk adu keberanian seperti
seorang penerjun payung. Uji nyali itu dilakukan dengan cara loncat dari pohon
di pinggir alun-alun. Siapa yang berani meloncat paling tinggi, dialah yang
berhak menjadi pemimpin di antara mereka. Kecelakaan yang menyebabkan tangan
kirinya harus diamputasi itu tidak membuatnya sedih. Bapaknya menegaskan
kepadanya: "Kamu harus banyak membaca dan kamu akan menjadi seseorang dan
lupa bahwa diri kamu itu cacat".
Pada umur 33 tahun, dia menikahi Tias Tatanka,
gadis asal Solo. Dari pernikahan ini mereka memiliki anak; Nabila Nurkhalisah (Bela),
Gabriel Firmansyah (Abi), Jordi Alghifari (Odi), dan Natasha Azka Nursyamsa
(Kaka). Bela yang saat ini kelas 2 di SMP Peradaban Serang (2012) meneruskan
kiprah Ayahnya. Novelnya yang tergabung dalam KKPK (kecil-kecil punya karya)
Dar!Mizan laris manis di pasaran. Sementara Abi, di Kelas 1 SMP Al Mahah Al
Ain, Abu
Dhabi, Uni
Emirat Arab, sangat menyukai gambar sehingga kerap menjadi
desain grafis sampul buku anak-anak di Rumah Dunia, sanggar yang didirikan Gol
A Gong.
TENTANG
RUMAH DUNIA
Impiannya
sejak remaja untuk memiliki gelanggang remaja terwujud dengan didirikannya
komunitas kesenian Rumah Dunia pada tahun 1998. Sejak tahun 2000, Komunitas ini
berada di atas tanah 1000 m2 di belakang rumahnya di Komplek Hegar Alam,
Ciloang Serang, Banten. Komunitas semacam ini adalah impiannya beserta temannya Toto ST Radik, dan (alm) Rys
Revolta. Pada tahun 2008, Gol A Gong mengajak orang-orang di seluruh dunia yang
peduli literasi untuk membebaskan lahan seluas 3000 m2. Kini pada 2012, lahan
itu berhasil dibebaskan dan di atasnya Gelanggang Remaja Rumah Dunia megah
berdiri
Meskipun
dalam keadaan dan kondisi kekurangan namun beliau tetap mampu berkarya. Betapa
lemahnya aku yang baru diberi sedikit kesulitan masih mudah berputus asa.
Semoga besok Allah senantiasa mengiizinkan aku untuk menimba ilmu pada beliau
No comments:
Post a Comment