Friday, September 19, 2014

Tuna Sathak Bathi Sanak



Jejak Rekam Kesuksesan Wirausaha Warung Makan JFC
Oleh : Dewi Purwati

Pengertian Entrepreuneur
Menurut Kamus Besar Indonesia Berwirausaha berasal dari kata serapan bahasa inggris (entrepreneurship) atau wirausaha yaitu proses mengidentifikasi, mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan.  Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi risiko atau ketidakpastian.
Menurut Drs Joko Untoro dalam bukunya yang berjudul Kewirausahaan menjabarkan bahwa kewirausahaan adalah suatu keberanian untuk melakukan suatu upaya-upaya memenuhi kebutuhan hidup yang dilakukan oleh seseorang atas dasar kemampuan dengan cara memanfaatkan segala potensi yang dimiliki sehingga dapat bermanfaat bagi dirinya dan orang lain.
Berwirausaha dalam pengertian diatas artinya memiliki adanya suatu keberanian terlebih dahulu dalam melakukan suatu usaha. Modal keberanian ini menjadi tolak ukur kita konsekuensi dengan apa yang kita jalani. Dengan keberanian timbullah totalitas melakukan usaha sungguh-sungguh. Keberanian tidak takut gagal akan laba dan rugi dalam beusaha guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidup yang. Akan tetapi semua usaha tersebut berdasarkan pada kemampuan individu dengan cara memanfaatkan segala pikiran, tenaga, harta, dan lain-lain yang dapat bermanfaat bagi dirinya dan juga untuk orang lain.
Menurut Pak Joko salah satu pemilik warung makan JFC. Berwirausaha adalah usaha kanggo nyiptake samubarang sing anyar lan beda ngguna kanggo awak dhewe lan wong liya guna ngebaki kebutuhan urip
Dalam terjemahkan bahasa Indonesia adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda yang berguna bagi diri sendiri dan orang lain dalam memenuhi kebutuhan kebtuhan hidup.
Pada dasarnya setiap manusia memiliki kemampuan. Kemampuan ini merupakan suatu kelebihan yang patut kita syukuri. Dengan kemampuan kita dapat melakukan sesuatu. Apapun sesuatu yang diinginkan akan mudah tercipta dengan kemampuan yang dimiliki. Dengan kemampuan pula kita dapat berusaha memenuhi kebutuhan-kebutahan hidup. Yang mana terus menambah seakan tidak pernah habis. Untuk itu kemampuan tersebut penting diarahkan kedalam sisi positif yang mana kemampuan tersebut mampu bermanfaat bagi pemenuhan kebutuhan kita. Disamping memenuhi kebutuhan pribadi juga memberikan manfaat kepada orang lain melalui kemampuan tersebut.
Kemampuan rahasia yang dimiliki oleh pak Joko terletak pada jemari-jemari tangannya yang mengolah racikan resep-resep makanan yang banyak digandrungi penikmat mahasiswa. Makanan yang lengkap dengan menu-menu handal ini siap memanjakan perut para penikmat.

Profil Pak Joko JFC
Beliau kelahiran asli Yogyakarta tulen, yang beralamat rumah di Sapen Gk 1 Rt 025 Rw 08 Demangan, Gondokusuman, Yogyakarta. Usia beliau 40 tahun dan sudah menikah. Berawal dari pernikahan dengan isrtinya inilah usaha warung makan JFC dibangun dan dirintis dengan penuh perjuangan demi memenuhi kebutuhan kebutuhan hidup yang tak pernah habis.

Jejak Rekam Warung makan JFC.
Awal warung makan ini hanya satu gerobak. Berawal dari satu gerobak inilah pak Joko mengawali usaha menjual ayam friend chiken. Ayam friend chiken adalah ayam potong yang dibalut dengan tepung lalu kemudian digoreng garing sehingga renyak diluar lumat, empuk, garing, kremes saat digigit. Tak salah jika usaha pak Joko ini mendapat sebutan ayam goreng renyak enak yang elit, gempar, tenar di kala tahun 2000 saat KFC datang mewarnai lidah para penjajan makanan. Sehingga akibat rasanya melebihi KFC orang-orang kemudian memanggil warung pak Joko dengan sebutan JFC yang artinya adalah “Joko Friend Chiken”. Dari sinilah sebutan itu mulai dikenal oleh para penikmat dan pecandu ckiken kremes ala pak Joko.
Berangkat dari berwirausaha fried chiken yang sederhana, usaha pak Joko dalam membangun dunia usaha di bidang kuliner ini sangat berkembang pesat. Seakan setiap orang yang mampir ke warung tersebut tak pernah sepi. Mulailah pak Joko berinovasi.
Friend Chiken adalah istilah makanan yang serupa dengan Kenthuki, yang mana dikonsumsi biasa dengan saos. Namun berbeda halnya dengan Friend Chiken ala Pak Joko tersebut, Friend Chiken ini tidak dibalut saos biasa namun balado pedas huhah, sehingga terlihat bagaikan roket cabai yang siap menggoyang lidah. Friend Chiken ini sangat cocok bagi orang yang cinta akan makanan super pedas dan hot.
Inovasi ini tak berhenti disini, selain menjual friend chiken pak Joko juga menjual “ayam panggang endes”. Pembaca tentu penasaran bila mendengar kata tersebut, lalu kemudian bertanya maknanya. Endes ialah labeling yang diberikan dari para pecinta ayam panggangnya pak Joko yang memiliki arti ”Enak tur Pedes”. Karena ayam panggang pak Joko tersebut benar-benar memanjakan lidah. Rasanya meresap sampai ketulang-tulangnya, daging ayam yang empuk, gurih, teksturnya lembut, pokoknya endes.

Kiat-kiat sukses Pak Joko
Menurut pak Joko sesuai dengan pepatah orang jawa 'Tuna Satak Bathi Sanak'. Wong dagang iku rugi satus ora popo asal untung enthuk sedulur akeh.
Setelah pernyataan tersebut. Penulis mulai mencari makna dari pepatah jawa tersebut. “Tuna Satak Bathi Sanak”. Secara harfiah makna tersebut adalah Rugi Seratus  (Bahasa Kawi. Satak = Seratus) Beruntung (dapat) saudara. Maksudnya, rugi uang seratus tidak apa-apa asalkan beruntung mendapat saudara.
Dengan Pepatah ini, Pak Joko menunjukkan pandangan hidup yang khas dalam berwirausaha. Sekalipun tujuan utama berwirausaha adalah mencari keuntungan yang sebesar-besarnya, namun yang lebih utama di atas keuntungan itu adalah paseduluran atau persaudaraan. Bagi sebagian orang, pepatah 'Tuna Satak Bathi Sanak' sering digunakan sebagai lips service alias basa-basi dalam berniaga terutama untuk mencari pelanggan. Jika pedagang etnis Tionghoa memiliki prinsip 'pembeli adalah raja", maka pedagang Jawa dengan pepatah 'tuna satak bathi sanak' memiliki prinsip 'pembeli adalah saudara' di mana dengan prinsip itu pembeli akan merasa lebih aman dan nyaman dalam membeli karena tidak akan dirugikan oleh saudara sendiri. Sementara bagi sebagian yang lain, pepatah 'Tuna Satak Bathi Sanak" benar-benar dimaknai  bahwa mendapat saudara atau teman  sebagai pilihan utama daripada sekadar memperoleh keuntungan material berupa uang.
          Akibat pepatah  “Tuna Satak Bathi Sanak”, dalam kegiatan berdagang ditandai ciri memberi tambahan (imbuh) kepada pembeli yang membeli dalam jumlah banyak. Tidak jarang, pembeli yang uangnya kurang dipersilahkan membawa dulu barang dagangan yang dibeli dengan kekurangan dibayar belakangan. Yang paling sering terjadi, konsumen seringkali membeli barang dengan cara menghutang (ngebon utawi ngutang). Cara pedagang Jawa yang memegang pepatah 'Tuna Satak Bathi Sanal' ini, berbeda sekali dengan sistem perdagangan global yang tidak manusiawi. Pepatah “Tuna Satak Bathi Sanak ini” juga menjadikan suasana pedagang terasa akrab kepada pelanggannya.

bersambung..... ^_^

No comments:

Post a Comment